
Kanker Payudara 'Pembunuh' Nomor 3 di RI, Tapi Alat Mammografi Kurang

Jakarta, CNBC Indonesia - Kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang banyak memakan korban jiwa di dunia dan Indonesia. Menurut data Global Cancer Statistics (Globocan) yang dirilis oleh WHO pada tahun 2020, di Indonesia terdapat 396.914 kasus kanker baru dengan 234.511 kematian yang disebabkan oleh kanker.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kanker payudara merupakan salah satu penyakit 'pembunuh' di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah ingin agar layanan kemoterapi bisa dilakukan di 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
"Kita lihat layanan kemoterapi kita pun sangat sedikit, padahal ini sudah kematian nomor 3 di Indonesia. Jadi kita jauh ketinggalan dari infrastruktur kesehatannya," ujar BGS, sapaan akrab Budi Gunadi Sadikin, dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR di ruang rapat Komisi IX DPR, Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/7/2024).
Menurut dia, ada kendala dari sisi alat mammografi. Padahal alat ini penting untuk deteksi dini kepada para perempuan.
"Waktu kami masuk (menjadi menteri kesehatan) kanker payudara dideteksi dini stadium 1, 91% sembuh, stadium 3-4, 90% wafat. Jadi strategi kanker memang harus deteksi dini, deteksi dini dengan mammografi. Masalahnya dari 3.200 rumah sakit di Indonesia yang punya mammografi pada tahun 2020 hanya 144," kata BGS.
Jadi, menurut dia, akses masyarakat untuk layanan mammografi rendah sekali dan terkonsentrasi di kota-kota besar. Oleh karena itu, BGS bilang Kemenkes akan mengupayakan agar layanan mammografi dipasang di seluruh Indonesia.
"Itu nanti kita akan pasang di 514 kabupaten/kota tapi dia butuh spesialis radiologi dan teknisinya radiografer," ujar BGS.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Kabar Buruk, AstraZeneca Gagal Uji Coba Obat Kanker Payudara
