Cerita Jokowi Kaget dan Heran Perizinan Event di RI Ruwet: Lemes Saya

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
24 June 2024 11:17
Presiden Joko Widodo dalam Peresmian Peluncuran Digitalisasi Layanan Perizinan Penyelenggaraan Event, (24/6/2024). (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)
Foto: Presiden Jokowi saat menghadiri peresmian peluncuran digitalisasi layanan perizinan penyelenggaraan event di The Tribrata, Jakarta Selatan, Senin (24/6/2024). (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo menceritakan ruwetnya perizinan event yang harus ditempuh penyelenggara Indonesia. Hal itu diceritakan Jokowi saat menghadiri peresmian peluncuran digitalisasi layanan perizinan penyelenggaraan event di The Tribrata, Jakarta Selatan, Senin (24/6/2024).



Jokowi menceritakan, banyak event lokal, terutama konser musik yang digelar di tanah air. Beberapa di antaranya sering disaksikan secara langsung.

"Saya tuh nonton sering sekali nonton Slank pernah, bukan pernah gak tahu berapa kali, DEWA pernah, Ariel NOAH pernah, GIGI pernah. Yang saya bisa bayangkan ngurus izinnya ruwet aja masih mau menyelenggarakan kok, apalagi kalau sekarang dipercepat," ujar Jokowi.

Eks gubernur DKI Jakarta itu kemudian memberikan contoh penyelenggaraan MotoGP di Mandalika, Nusa Tenggara Barat. Dampak ekonomi event itu begitu besar, mencapai Rp4,3 triliun, menyerap 8.000 tenaga kerja, dan melibatkan 1.000 pelaku UMKM.

"Tapi begitu saya tanya bagaimana perizinan, lemes saya. Ternyata ada 13 izin yang harus diurus. Tapi namanya bukan perizinan, namanya surat rekomendasi, sebetulnya sama aja perizinan itu. Hanya diganti nama aja, dihaluskan menjadi surat rekomendasi. Ada namanya surat pemberitahuan tapi namanya itu izin," kata Jokowi.

Kepala negara lantas membeberkan surat rekomendasi yang dimaksud mulai dari pemerintah desa, Ikatan Motor Indonesia, kepolisian, dinas pemadam kebakaran, hingga kantor bea dan cukai.

"Kalau saya jadi penyelenggara event itu lemes dulu sebelum bertanding event-nya, mungkin masih ada tambahan lagi ini izin yang saya sebut tadi atau mungkin duit saya sudah habis dulu sebelum event-nya terjadi," kata Jokowi.

"Ini fakta karena saya tanya langsung problemnya apa sih. Ini sama dengan konser musik, event olahraga lainnya, gak akan mungkin jauh dari apa yang saya sebutkan tadi. Betapa sangat beratnya menjadi penyelenggara event di Indonesia," lanjutnya.

Padahal, menurut Jokowi, Indonesia menggelar ribuan event setiap tahun. Sebelum pandemi Covid-19 berkisar 4.000 event, sekarang 3.700 event.

"Jadi sekali lagi ini sudah saya kejar-kejar lama, saya sangat apresiasi, sangat menghargai sudah ada OSS untuk penyelenggaraan event. Tapi juga akan saya ikuti terus, akan saya cek terus," ujar Jokowi.

"Karena pernah terjadi dulu pernah di sebuah kementerian sudah dibuat OSS tapi karena gak pernah dicek, gak pernah dikontrol, sistemnya dimatikan. Artinya apa? manual lagi, ketema-ketemu lagi, dan akhirnya ditangkap oleh KPK. Iya saat itu langsung ditangkap KPK karena saya datang ke sana," lanjutnya.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hosting Fee Belum Dibayar, Begini Nasib MotoGP Mandalika

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular