Thailand Ingin Terapkan Sistem Visa Schengen di 6 Negara ASEAN

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Kamis, 11/04/2024 19:30 WIB
Foto: Pantai Phuket Thailand (AP/Penny Wang)

Jakarta, CNBC Indonesia - Negara Gajah Putih alias Thailand saat ini tengah mendorong inisiatif program mirip Visa Schengen EU atau visa bersama bagi beberapa negara Asia Tenggara (ASEAN) yang menampung 70 juta wisatawan dalam setahun.

Hal itu seiring dengan Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin yang meningkatkan inisiatif untuk menarik agar status Thailand menjadi pusat penerbangan dan logistik dengan meningkatkan banyak wisatawan jarak jauh dan wisatawan yang mengeluarkan biaya tinggi.

Srettha mengungkapkan pihaknya telah mendiskusikan gagasan visa jenis Schengen dengan rekan-rekannya di Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar dan Vietnam dalam beberapa bulan terakhir. Fasilitas ini dimaksudkan untuk memastikan mobilitas yang lancar bagi para pelancong di antara enam negara tetangga.


Hal itu membuat sebagian besar pemimpin negara tetangga memberikan tanggapan positif terhadap konsep visa tunggal. Thailand yang bergantung pada pariwisata bertujuan untuk menghasilkan lebih banyak pendapatan per wisatawan dan melindungi perekonomiannya dari hambatan seperti lesunya ekspor dan lemahnya permintaan global yang berdampak negatif pada industri manufakturnya.

Di lain sisi, Mantan Presiden Asosiasi Hotel Thailand, Marisa Sukosol Nunbhakdi mengungkapkan bahwa industri pariwisata saat ini sedang optimis. Dia menilai Visa yang umum bisa menarik wisatawan jarak jauh dengan mengambil keputusan lebih mudah.

"Visa yang umum dapat menarik wisatawan jarak jauh untuk mengambil keputusan yang lebih mudah," ujarnya dilansir Economic Times, dikutip Kamis (11/4/2024).

Nunbhakdi mengungkapkan Masa berlaku visa perlu diperpanjang menjadi 90 hari dari biasanya 30 hari agar menarik.

Tercatat, enam negara Asia Tenggara melaporkan total kedatangan wisatawan asing sebesar 70 juta pada tahun 2023. Thailand dan Malaysia menyumbang lebih dari separuh jumlah tersebut, menghasilkan sekitar US$ 48 miliar pendapatan pariwisata.

Dengan begitu, visa tunggal adalah yang paling ambisius di antara rangkaian inisiatif pariwisata Srettha namun ditargetkan untuk jangka panjang. Industri ini telah melayani negara dengan baik, menyumbang sekitar 20% dari total lapangan kerja dan menyumbang sekitar 12% terhadap perekonomian negara yang bernilai US$ 500 miliar.

Kecuali tahun-tahun pandemi ini, pariwisata telah berkembang pesat dan menjadi bantalan terhadap kemerosotan sektor manufaktur dan ekspor, yang merupakan benteng tradisional perekonomian.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ribuan Warga Iran Hadiri Pemakaman Para Komandan Militer