Kisah Wanita Beli Bros Bekas Rp500.000, Tiba-Tiba Laku Rp189 Juta
Jakarta, CNBC Indonesia - Siapa sangka barang berharga murah melonjak berkali lipat ganda di kemudian hari? Kisah unik datang dari Inggris.
Flora Steel, seorang sejarawan seni, membeli bros perak lebih dari tiga dekade lalu di sebuah pameran barang antik di English Midlands dengan harga sekitar 20 pound, atau sekitar Rp553.495 pada saat itu. Setelah memakainya di kerah salah satu mantel favoritnya selama beberapa tahun, dia menyimpannya di lemari, dan tidak tersentuh selama dua dekade.
Hingga tahun lalu, ketika Steel menelusuri YouTube di ponselnya dan menemukan cerita BBC tahun 2011 tentang bros yang ditampilkan di acara televisi "Antiques Roadshow." Dalam klip tersebut, presenter Geoffrey Munn memperlihatkan halaman dengan sketsa bros lain yang dirancang oleh arsitek dan seniman era Victoria yang sama.
"Saya berpikir, 'Astaga, itu milikku!'" kata Steel, dikutip dari The New York Times, Sabtu (23/3/2024).
Munn mengatakan di acara itu bahwa dia bermimpi menemukan bros yang dirancang oleh seniman tersebut, William Burges. Munn menyebut perhiasan itu sebagai "cawan suci zaman Victoria abad ke-19 desain."
Pada hari Selasa (19/3/2024), bros milik Steel dijual seharga £9.500 (sekitar Rp189,76 juta) kepada kolektor pribadi di Gildings Auctioneers di Market Harborough, Inggris.
Bros itu terbuat dari perak, lapis lazuli, perunggu dan karang merah muda.
"Ini menarik perhatian saya karena desainnya yang luar biasa - penggunaan batunya yang indah," kata Steel, yang telah mengoleksi perhiasan perak sejak berusia 13 tahun.
Ia adalah orang ketiga yang menjual bros William Burges melalui Gildings Auctioneers. Kedua penjual lainnya juga menyadari nilai bros mereka setelah menonton "Antiques Roadshow".
Salah satu bros dijual seharga £31.000 pada tahun 2011 (sekitar Rp790,70 juta pada saat itu).
Burges, yang terkenal karena mendesain Kastil Cardiff di Wales, membuat bros tersebut untuk pernikahan dua orang temannya pada tahun 1864. Hal itu dijelaskan oleh Gildings, mengutip penjelasan dari sketsa bros aslinya yang disimpan di Museum Victoria dan Albert di London.
Bros milik Steel, yang memiliki estetika Gotik Victoria, bertuliskan inisialnya "JCG," inisial dari Pendeta John Gibson, seorang ulama-cendekiawan, dan Caroline Bendyshe, seorang keponakan Laksamana Lord Nelson.
"Jika halaman-halaman sketsa itu hilang, hubungan karya dengan desainernya akan hilang sepenuhnya dari catatan sejarah," kata Will Gilding, direktur di Gildings.
Steel, yang berasal dari Inggris tetapi tinggal di Roma, merasa sangat gembira mengetahui ia memiliki bros yang telah lama hilang dan berharga. Kepemilikannya itu membawa kegembiraan yang sangat dia butuhkan setelah dua tahun untuk pengobatan kanker payudara.
Setelah pengobatan berhasil, dia berencana untuk menyumbangkan sebagian uangnya ke dana penelitian kanker payudara dan memberikan sebagian kepada putranya. Dia juga mempertimbangkan untuk menyisihkan sebagian untuk dirinya sendiri untuk perjalanan menunggang kuda selama lima hari melalui Tuscany, Italia, dan untuk kunjungan ke gedung opera San Carlo di Naples.
(fsd/fsd)