Warga Gaza Konsumsi Makanan Burung, Kelaparan Parah

Rindi Salsabilla, CNBC Indonesia
23 January 2024 20:00
Warga Palestina bereaksi di halaman Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir al Balah, Jalur Gaza, beberapa saat setelah serangan Israel menghantam gedung di sebelahnya pada Rabu, 10 Januari 2024. (AP Photo/Hatem Moussa)
Foto: Warga Palestina di halaman Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir al Balah, Jalur Gaza, beberapa saat setelah serangan Israel menghantam gedung di sebelahnya pada Rabu, 10 Januari 2024. (AP/Hatem Moussa)

Jakarta, CNBC Indonesia - Warga Palestina yang mengungsi di Kamp Pengungsi Jabalia, Gaza Utara dilanda krisis bahan makanan sehari-hari sehingga terpaksa mengonsumsi makanan hewan.

Melansir dari Al Jazeera, warga Palestina yang terdampak serangan Israel mengaku menderita akibat kesulitan mendapat makanan sehari-hari di tengah kelangkaan bahan makanan dan bantuan kemanusiaan.

Salah satu pengungsi mengaku, tidak sedikit pengungsi yang terpaksa mengonsumsi jagung khusus makanan burung dan hewan demi bertahan hidup.

"Kami tidak punya makanan, hanya sisa sedikit. Kami tidak punya tepung. Sementara ada banyak orang di tengah [terbatasnya] jumlah makanan yang ada," ungkap salah seorang pengungsi, dikutip Selasa (23/1/2024).

"Kami telah hidup menderita selama 104 hari. Hari ini, kami mencari makanan sehari-hari. Tidak ada tepung atau gandum. Orang makan jagung, tapi ini makanan untuk burung dan hewan, bukan untuk manusia," lanjutnya.

Melansir dari CNN Internasional, Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan dan Gizi Terpadu (IPC) melaporkan bahwa sekitar 2,2 juta warga Gaza menghadapi kerawanan pangan akut tingkat tinggi atau lebih buruk.

Sebagai informasi, sebanyak 25.295 orang di Gaza dilaporkan tewas sejak dimulainya perang Israel-Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu. Selain itu, data Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan ada 63 ribu orang luka-luka.

Pada Minggu (21/1/2024) lalu, militer Israel mengatakan bahwa aktivitas militer di Gaza terus berlanjut dengan "puluhan teroris telah dilenyapkan dan sejumlah besar senjata telah ditemukan."

Mengutip dari Reuters, Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, menolak rencana kesepakatan damai terbaru di Gaza. Ia menegaskan tidak akan menerima persyaratan yang diajukan Hamas untuk mengakhiri perang dan membebaskan sandera, termasuk penarikan total Israel dan membiarkan Hamas berkuasa di Gaza.

"Sebagai imbalan atas pembebasan sandera kami, Hamas menuntut diakhirinya perang, penarikan pasukan kami dari Gaza, pembebasan semua pembunuh dan pemerkosa ... Dan membiarkan Hamas tetap utuh," klaim Netanyahu dalam sebuah pernyataan.

"Saya langsung menolak syarat penyerahan monster Hamas," imbuhnya.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 5 Rekomendasi Buku tentang Palestina Beserta Link Download

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular