Sering Sembelit Saat Liburan? Ini Penyebab & Cara Atasinya

Rindi Salsabilla, CNBC Indonesia
22 November 2023 20:20
Ilustrasi Sakit Perut (Kindel Media via Pexels)
Foto: Ilustrasi sembelit (Kindel Media via Pexels)
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Sembelit atau sulit buang air besar (BAB) saat liburan adalah hal yang paling tidak menyenangkan. Sebab, sembelit membuat Anda jadi sulit menikmati liburan karena hanya fokus pada rasa sakit yang dirasakan.

Melansir dari CNN Travel, ahli gastroenterologi sekaligus profesor kedokteran dan bedah di Feinberg School of Medicine Northwestern University, Dr. Darren Brenner, mengungkapkan bahwa sejumlah orang mendadak mengalami "sembelit perjalanan", padahal sebelumnya jarang mengidap sembelit di rumah.

"Gejala ini dapat mencakup jarang buang air besar, tinja yang keras, lebih sering mengejan saat buang air besar, dan merasakan sensasi menyakitkan yang lebih besar," ujar Dr. Brenner, dikutip Rabu (22/11/2023).

Menurut profesor gastroenterologi dan ilmu gizi di Michigan Medicine, Dr. William Chey, penanganan "sembelit perjalanan" memerlukan pendekatan multi-cabang karena secara umum sembelit merupakan masalah dengan banyak gejala.

Namun, sebelum mengetahui bagaimana cara penanganan sembelit, penting bagi Anda untuk mengetahui penyebab paling umum "sembelit perjalanan". Berikut rangkumannya.

1. Ritme Sirkadian Terganggu

Ritme sirkadian adalah jam internal yang mengatur proses penting dan fungsi tubuh dalam 24 jam. Para ahli kesehatan pencernaan mengungkapkan bahwa zona waktu yang berbeda atau penyesuaian terhadap jadwal perjalanan baru dapat menyebabkan sembelit.

Menurut para ahli, zona waktu atau jadwal perjalanan baru dapat menimbulkan sembelit karena ritme sirkadian yang mencakup perubahan fisik, mental, dan perilaku selama siklus 24 jam mendadak kacau.

"Sebagian besar orang normal akan buang air besar di pagi hari setelah terbangun," kata Dr. Chey.

"Ketika orang terbangun, terutama setelah makan, tubuh akan melepaskan hormon-hormon yang berbeda yang membantu usus untuk berkontraksi," lanjutnya.

Brenner mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada penelitian yang cukup untuk menyimpulkan apakah ada cara untuk mencegah efek akibat perubahan ritme sirkadian atau berapa lama efek tersebut berlangsung.

2. Transportasi dan Aktivitas Fisik

Metode perjalanan selama liburan juga dapat memengaruhi siklus buang air besar seseorang karena beberapa alasan.

Duduk diam dalam waktu yang lama karena mengemudi dan naik kereta, bus, atau pesawat dapat berdampak negatif bagi tubuh akibat banyak gerakan yang "memancing" rasa ingin buang air besar.

Menurut Dr. Chey, terbang juga dapat membuat Anda merasa kembung karena tekanan atmosfer semakin menurun seiring dengan bertambahnya ketinggian.

"Ketika Anda mulai berada di ketinggian, udara di usus Anda akan memuai. Hal itulah yang membuat Anda merasa sangat kembung," kata Dr. Chey.

"Alih-alih tetap berdiam, cobalah untuk melakukan gerakan tangan dan kaki sederhana selama penerbangan. Selain itu, hindari makanan dan minuman penyebab kembung serta minuman bersoda," lanjutnya.

Lalu, Dr. Chey juga mengimbau para pelancong untuk menghindari mengunyah permen karet. Sebab, permen karet membuat seseorang "menelan" lebih banyak udara. Sebagai gantinya, Anda bisa mengumsumsi permen peppermint.

3. Diet dan Hidrasi

Menurut Dr. Brenner, perubahan pola makan dapat mengubah mikrobioma usus secara signifikan. Akibatnya, potensi sembelit akan semakin membesar.

"Perubahan ini, seperti mencoba banyak makanan baru, mengonsumsi makanan cepat saji selama perjalanan panjang, atau lebih banyak makan hidangan yang berbeda daripada biasanya," ujar Dr. Brenner.

Para ahli mengatakan, tingkat hidrasi akan berpengaruh secara signifikan ketika seseorang mengonsumsi makanan baru. Selain itu, dehidrasi juga bisa terjadi akibat terlalu banyak mengonsumsi alkohol atau udara kering di pesawat selama liburan.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menikmati menu baru selama liburan, tetapi tetap bersahabat dengan kesehatan pencernaan. Selain memastikan tubuh tetap terhidrasi, konsumsilah buah dan sayuran berserat, seperti pir, apel, kale, atau brokoli dalam asupan makanan harian Anda.

4. Stres

Menurut Dr. Chey, faktor lain yang memengaruhi sembelit saat liburan adalah ketika seseorang berada di luar rumah.

Selain itu, stres dan cemas selama perjalanan juga dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk buang air besar. Hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah melakukan aktivitas yang bisa membuat pikiran jadi lebih rileks.

"Pernapasan perut bisa dijadikan pilihan untuk mengatasi stres dan kecemasan selama perjalanan," ungkap Dr. Chey.

"Melakukan pernapasan diafragma telah terbukti dapat meredakan kecemasan dan bahkan meredakan denyut jantung Anda," lanjutnya.

Jika semua cara yang disarankan oleh para ahli tidak berhasil, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter untuk segera mendapatkan tindakan lanjut dan obat. Apabila Anda tidak ingin mengonsumsi obat, cobalah untuk mengonsumsi buah-buahan berserat tinggi, seperti kwi, mangga, dan plum.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siapin Kocek Lebih, Liburan ke Jepang Jadi Makin Mahal

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular