Ekspansif! Richeese Factory Punya 238 Gerai di RI & Malaysia

Jakarta, CNBC Indonesia - Restoran cepat saji asli asal Bandung, Richeese Factory (RF) mencatatkan pertumbuhan bisnis yang masif. Hingga Oktober 2023, gerai Richeese Factory mencapai 238 titik yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia di Kuala Lumpur, Malaysia.
Bukan tanpa alasan, Quick Service Restaurant (QSR) yang dimiliki PT Richeese Kuliner Indonesia (RKI) selalu melakukan terobosan menu yang inovatif. Richeesepun kini dapat bersaing dengan merek-merek restoran cepat saji global, yang telah lebih dulu menguasai restoran cepat saji di Tanah Air.
Selain menyuguhkan menu-menu yang menggugah selera, gerai Richeese Factory juga memiliki arsitektur nan megah, yang kerap menjadi opsi tempat makan nyaman untuk keluarga dan anak-anak.
Richeese Factory adalah bagian dari Nabati Group, yang memproduksi dan memasarkan produk-produk makanan ringan, seperti Nabati Wafer, Nextar, Siip, Ahh, dan Time Break. Grup ini juga melakukan diversifikasi ke lini produk minuman AMO di tahun 2021, serta produk Richeese Mi Instan pada tahun lalu.
Label Richeese yang disematkan pada merek Richeese Factory menjadi penanda bahwa cita rasa keju Richeese yang khas dari Nabati Wafer, produk andalan dari PT Kaldu Sari Nabati Indonesia (KSNI), hadir dalam bentuk saus keju. Kedua perusahaan ini juga bernaung di bawah Nabati Group.
Pertumbuhan pesat Nabati Group didorong oleh inovasi dan diversifikasi, yang menjadi nilai-nilai perusahaan. Pada 2013 silam, Nabati Group mendirikan perusahaan penjualan dan distribusi produknya secara mandiri, yakni PT Pinus Merah Abadi untuk pendistribusian pasar domestik, serta pendistribusian di mancanegara.
Di samping itu, Nabati Group juga mengembangkan aplikasi eDOT, yang merupakan lokapasar digital produk-produk FMCG milik Nabati Group dan FMCG lainnya. Serta, Rumah GMovie Indonesia yang merupakan rumah produksi audio visual yang menciptakan karakter metahuman Arbie SEO (@arbie_seo).
Secara total, kelompok usaha yang berkantor pusat di Bandung ini memiliki sembilan unit bisnis, meliputi fast moving consumer goods (FMCG), restoran cepat saji, logistik dan distribusi, e- commerce, digital, hingga perusahaan retail.
Dalam kurun waktu relatif singkat, kelompok usaha lokal yang go global ini telah menancapkan kuku bisnisnya di lebih dari 25 negara di dunia, di antaranya Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, China, India, Nigeria, hingga Timur Tengah.
Dengan jangkauan pasar yang sangat luas-domestik dan mancanegara, Nabati Group beberapa kali dinobatkan sebagai Produsen Wafer dengan Penjualan Terbanyak di Dunia, yakni oleh Euromonitor Internasional serta Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Jejak Langkah Nabati Group
1985: Pabrik camilan tradisional skala rumah tangga di Jalan Soekarno-Hatta, Bandung
2000: Pendirian manufaktur kedua: Pabrik Bojong
2001: Pengembangan usaha menjadi perusahaan FMCG
2002: Pendirian manufaktur ketiga: Pabrik Cicalengka
2006: Peluncuran wafer keju pertama di dunia: Richeese Nabati
2009: Pendirian manufaktur keempat: Pabrik Rancaekek
2011: Gerai pertama Richeese Factory di Paris Van Java Mall, Bandung
2013: Pendirian perusahaan distribusi skala nasional, PT Pinus Merah Abadi
2016: Pendirian manufaktur Nabati terbesar: Pabrik Majalengka
2017: Peluncuran aplikasi e-commerce eDOT dan pendirian perusahaan properti Kieber
2021: Peluncuran minuman ringan kemasan, AMO Mineral dan AMO CSD
2022: Peluncuran produk Nabati Richeese Mi Instan
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]