
Tingkat Kesuburan Malaysia Anjlok, Bisa 'Nular' ke Indonesia?

Jakarta, CNBC Indonesia - Negara tetangga Indonesia, Malaysia, mengalami penurunan tingkat kesuburan total pada 2022. Penurunan tersebut adalah yang nilai terendah dalam 50 tahun terakhir.
Melansir dari Malay Mail, Departemen Statistik Malaysia (DOSM) menyebutkan bahwa pada 2022, tingkat kesuburan perempuan Malaysia berusia 15 hingga 49 tahun berada di angka 1,6 anak per orang. Angka tersebut lebih rendah jika dibandingkan pada 2021 yang mencapai 1,7 anak per perempuan.
Tingkat kesuburan total suatu populasi adalah jumlah rata-rata anak yang akan dilahirkan oleh seorang perempuan selama masa hidup mereka.
Ketua DOSM, Datuk Seri Mohd Uzin Mahidin, mengatakan bahwa statistik tersebut menandai tingkat kesuburan terendah di Malaysia dalam lima dekade. Pada 1970 silam, tingkat kesuburan perempuan Malaysia bahkan mencapai 4,9 anak per perempuan.
"Dari 1970 hingga 2012, tingkat kesuburan total nasional masih berada di atas 2,1 anak. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata jumlah anak yang dilahirkan per perempuan cukup untuk menggantikan pasangan suami istri," kata Mohd Uzin, dikutip Rabu (18/10/2023).
"Namun, tingkat kesuburan total telah turun di bawah tingkat sejak 2013. Ini menandakan potensi krisis demografis yang dapat mengakibatkan masalah, seperti penurunan jumlah penduduk, penuaan penduduk, dan dampak sosial-ekonomi," lanjut Mohd Uzin.
Dalam laporan yang sama, DOSM juga mengungkapkan tren penurunan tingkat kesuburan total di seluruh kelompok etnis utama di Malaysia sepanjang 2011 hingga 2022.
Hasilnya, Total Fertility Rate (TFR) tertinggi dialami oleh etnis Melayu, yakni sebesar 2,1 anak per perempuan. Sementara itu, TFR terendah dicatatkan oleh etnis Tionghoa dengan 0,8 anak per perempuan.
"Di tingkat negara bagian, hanya Terengganu (2,9 anak), Kelantan (2,7 anak), dan Pahang (2,1 anak) yang memiliki tingkat kesuburan total di atas tingkat penggantian," ungkap Mohd Uzin.
Menurut Mohd Uzin, tren penurunan kesuburan ini bukanlah hal yang mengejutkan bagi masyarakat dunia. Sebab, sejumlah negara maju, seperti Amerika Serikat (AS), Australia, Inggris, Jepang, dan Korea Selatan juga mengalami penurunan tingkat kesuburan.
Sementara itu di Asia Tenggara (ASEAN), negara-negara yang mencatatkan penurunan tingkat kesuburan adalah Vietnam, Brunei Darussalam, Thailand, Singapura, dan Malaysia.
"Sebaliknya, Filipina, Laos, Kamboja, Indonesia, dan Malaysia memiliki tingkat kesuburan total di atas tingkat penggantian," kata Mohd Uzin.
Mohd Uzin mengatakan, pada 2022 jumlah kelahiran hidup mengalami penurunan 3,8 persen jika dibandingkan dengan 2021, yakni 'hanya' mencapai 423.124. Secara rinci, sepanjang 2022 terdapat 218.345 kelahiran bayi laki-laki dan 204.779 bayi perempuan.
Bagaimana kondisi di Indonesia?
Tren menurunnya angka kelahiran terjadi secara global, termasuk di Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan tingkat kesuburan total di Tanah Air akan terus mengalami penurunan hingga 2045 di angka 1,97 anak per perempuan.
Ini artinya, akan semakin jarang perempuan Indonesia yang memiliki anak lebih dari satu.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hasil Drawing Piala AFF U-23 2023: RI Grup B Bareng Malaysia