
Obat Kedaluwarsa Bahaya atau Tidak, Wajib Tahu 6 Hal Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah orang ternyata masih meminum obat yang kedaluwarsa. Bahkan ada orang yang memang menyimpan obat-obat tersebut untuk digunakan nanti.
Jumlah orang yang minum obat kedaluwarsa bisa dibilang tak sedikit. Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan Talking Point di Instagram, 33% dari 708 responden mengatakan mengonsumsi obat yang lewat masa berlakunya. Sementara 19% diantaranya tidak memeriksa tanggal saat meminum obat.
Lalu amankah meminum obat kedaluwarsa?
Berikut 6 hal yang harus diketahui terkait obat yang dirangkum dari Channel News Asia, Sabtu (7/10/2023):
1. Masa Simpan Obat
Obat punya memiliki masa simpan yang berbeda. Apoteker The Pharmay Inc, Priscilla Lim mengatakan untuk tablet dan kapsul bisa enam bulan hingga lima tahun.
Sementara obat berbentuk cairan mencapai dua tahun dan satu hingga dua tahun pada obat tetes mata. Untuk obat diracik yang dibuat khusus lebih singkat lagi hanya enam bulan.
Umur simpan produk yang dibuka dan belum dibuka juga berbeda. Misalnya obat tetes mata yang dibuka akan tidak steril lagi dan harus dibuang dalam waktu 30 hari.
2. Keefektifan Obat Kedaluwarsa
Untuk melihat keefektifan obat kedaluwarsa, Talking Point mengirimkan sampel obat yakni dua jenis penghilang rasa sakit, dua jenis obat alergi, dan campuran obat batuk ke laboratorium.
Semua obat itu telah habis masa berlakuanya setidaknya setahun. Untuk obat dikatakan efektif, produsen menetapkan tingkat potensi di atas 90%.
Dari lima, empat lulus uji dengan mempertahankan tingkat potensi mencapai 90% dan yang gagal adalah obat sirup penghilang rasa sakit dengan 51%.
3. Amankah Disimpan di Kulkas?
Sejumlah orang menyimpan obat di kulkas. Namun penting untuk melihat petunjuk penyimpanan, karena sejumlah obat dapat rusak karena suhu dingin dan harus disimpan di suhu 15-25 derajat Celcius.
Cuaca panas juga bisa membuat obat cepat rusak. Apoteker kepala Rumah Sakit Umum Singapura Ong Kheng Yong menjelaskan kemungkinan obat bisa rusak lebih cepat pada kondisi suhu panas.
"Ini akan menurunkan umur simpan dan mungkin tidak akan bertahan hingga tanggal kedaluwarsa," jelasnya.
4. Risiko Obat Kedaluwarsa
Talking Point mengirimkan tujuh sampel obat ke laboratorium untuk diuji keamanannya. Seluruh sampel telah dalam keadaan terbuka lebih dari 30 hari dan sebagian besar melewati tanggal kedaluwarsa setahun.
Pengujian menunjukkan jumlah lempeng yang mencakup sebagian besar bakteri kurang dari 10. Artinya tidak ada pertumbuhan bakteri dan semua produk mengandung bahan pengawet.
Khusus untuk obat tetes mata yang sering dibuka botolnya dan lewat tanggal kedaluwarsa harus dihindari penggunaannya. Karena kemungkinan ada kontaminasi sangat tinggi.
5. Obat Tidak Aman Dikonsumsi
Selain tanggal kedaluwarsa, ada cara lain mengecek obat tidak aman dikonsumsi. Misalnya obat menjadi berbau hingga kemasan menjadi membengkak dari normalnya.
Selain itu saat pil berbentuk menjadi bubuk juga jadi tanda obat tidak aman lagi untuk dikonsumsi.
6. Obat Tidak Diresepkan Dokter
Sejumlah kasus mengungkapkan banyak orang yang menjual atau memberikan pada orang lain obat-obatan mereka. Namun distribusi ini ilegal dan pembeli atau penerima obat juga tidak disarankan mengonsumsi obat-obatan tersebut.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]