MotoGP India Kacau, Ini 6 Masalah yang Muncul di Sirkuit

Rindi Salsabilla, CNBC Indonesia
21 September 2023 08:10
Workers walk at the Buddh International Circuit in Noida, 38 kilometers (24 miles) from New Delhi, India, Thursday, Oct. 11, 2012. The second edition of the Indian Formula One Grand Prix is scheduled to be held here from Oct 26-28. (AP Photo/Tsering Topgyal)
Foto: AP/Tsering Topgyal

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaksanaan MotoGP perdana di India tinggal dua hari lagi. Dijadwalkan, MotoGP India akan berlangsung pada 22-24 September 2023 mendatang di Sirkuit Internasional Buddh, Greater Nodia, India. Namun, India masih mengalami banyak kekacauan.

Sirkuit baru selesai dikerjakan, visa para pembalap yang belum diterima, hingga Virus Nipah adalah beberapa masalah yang dialami India jelang debut sebagai tuan rumah MotoGP.

Berikut 6 kekacauan MotoGP India, melansir dari berbagai sumber.

1. Belum ada jaminan keamanan lintasan sirkuit

Seorang penjaga keamanan India berjalan di tribun utama di Sirkuit Internasional Buddh. (Photo by MANAN VATSYAYANA / AFP/File Foto)Foto: Seorang penjaga keamanan India berjalan di tribun utama di Sirkuit Internasional Buddh. (AFP/MANAN VATSYAYANA/File Foto)

Melansir dari Motorsport, pengerjaan trek atau lintasan Sirkuit Internasional Buddh baru saja selesai. Akibatnya, proses homologasi masih belum dapat diselesaikan. Sebagai informasi, homologasi adalah proses pengecekan kualitas sirkuit dan penunjang lainnya.

Mengutip dari The Race, Sirkuit Internasional Buddh masih belum memperoleh homologasi Federation Internationale de Motocyclisme (FIM). Homologasi harus diselesaikan dan terpenuhi demi menjamin keamanan para pembalap.

Aleix Espargaro dari Aprilia mengatakan bahwa para pembalap sangat khawatir terkait masalah keamanan lintasan sirkuit. Bahkan, mereka berencana untuk memeriksanya secara langsung sebelum melakoni balapan.

Melansir dari laman MotoGP, Sirkuit Internasional Buddh memiliki panjang lintasan 4,96 kilometer, lebar 12 meter, lintasan lurus sepanjang 1.0006 meer, sembilan tikungan kanan, dan lima tikungan kiri.

Namun, layout Sirkuit Internasional Buddh dinilai lebih cocok untuk balap mobil sehingga memperoleh banyak masukan untuk mengubah area run off. FIM pun telah meminta sirkuit untuk mengurangi permukaan aspal dan perluasan lapisan kerikil di beberapa titik.

Rencananya, balap akan diselenggarakan sebanyak 24 lap (118,97 km), Moto2 sebanyak 19 lap (94,18 km), dan Moto3 sebanyak 17 lap (84,27 km).

2. VISA Para Pembalap Belum Diterima

Masalah lain yang membuat MotoGP India disebut chaos adalah soal visa para pembalap. Dilaporkan, hingga saat ini sejumlah pembalap masih belum menerima visa sehingga tidak bisa memasuki India.

Marc Marquez adalah salah satu pembalap yang belum memperoleh visa. Bahkan, juara dunia delapan kali ini sudah menyinggung masalah ini melalui unggahan di media sosialnya.

"Penerbangan tertunda karena tak ada visa untuk ke India. Jadi, kami akan mengayuh sepeda sebentar," ujar Marquez dalam foto momen sedang mengendarai sepeda gunung.

Menurut laporan GPOne, pihak penyelenggara sudah berupaya untuk mempermudah visa para pembalap yang akan tancap gas di MotoGP India. Namun, kenyataan di lapangan tidak sesuai dengan harapan.

Selain para pemain, sejumlah tim dan wartawan juga masih kesulitan untuk melewati pintu masuk India karena belum mendapatkan visa. Bahkan, Vice President of Racing for Pierer Mobility Group, Jens Hainbach, juga belum memperoleh visa.

"Tidak satu pun dari kami punya elektronik visa dan ada sekitar 50 orang dari kami yang berangkat besok," kata Hainbach.

3. Ancaman Ular Berbisa

Direktur Medis MotoGP, dr. Angel Chartre, mengungkapkan bahwa trek di Sirkuit Internasional Buddh adalah sarang ular berbisa. Maka dari itu, ia mengeluarkan peringatan pada Jumat (15/9/2023) lalu terkait ancaman ular berbisa.

4. Virus Nipah

Virus Nipah atau NiV adalah salah satu kekhawatiran masyarakat dunia, termasuk MotoGP, setelah menewaskan dua warga asal Kerala, India Selatan. Mengutip dari detikHealth, sebanyak 706 masyarakat India telah dites untuk kemungkinan penularan virus zoonosis ini.

Meskipun lokasi MotoGP India berjarak 2.600 kilometer dari wilayah Kerala, penyelenggara tetap berwaspada terhadap risiko penyebaran penyakit dari hewan ini.

Sebagai informasi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa Virus Nipah dari kelelawar buah yang ditularkan ke babi saat terjadi penebangan hutan secara besar-besaran. Akibatnya, populasi kelelawar berpindah mendekati area peternakan.

Ternak babi yang telah terinfeksi dapat menularkan Virus Nipah ke peternak dan peternak dapat menularkannya ke sesama manusia. Proses penularan yang mudah inilah yang menjadikan Virus Nipah diduga bisa berpotensi menjadi pandemi.

5. Harga Hotel Sangat Mahal

Melansir dari Speedweek, ketua tim Liqui Moly Moto3, Peter Ottl, mengungkapkan bahwa biaya akomodasi MotoGP India sangat mahal. Bahkan, masalah hotel juga dikeluhkan oleh pemimpin tim PrustelGP, Florian Prustel.

"Ini adalah salah satu balapan paling mahal. Harga hotelnya sangat tinggi," kata Ottl, dikutip Rabu (20/9/2023).

6. Pengiriman Barang Tak Sesuai

Selain masalah teknis, masalah kargo yang mengirimkan logistik juga menjadi perhatian MotoGP India.

Dilaporkan, panitia setempat menggunakan truk brailer dan tanpa boks pelindung untuk mengangkut perlengkapan tim dari bandara New Delhi ke Sirkuit Internasional Buddh. Hal ini disebut tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Meskipun tidak ada kerusakan atau kehilangan barang, sejumlah laporan menyebutkan bahwa beberapa kiriman logistik terlambat dari jadwal yang seharusnya.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Panitia Kaget, 7 Kekacauan Ini Terjadi di MotoGP India 2023

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular