BMKG Peringatkan Seluruh Wilayah DKI Waspada DBD, Kok Bisa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan potensi risiko peningkatan penyakit demam berdarah dengue (DBD) pada bulan September. Ini terkait tingginya curah hujan dan tingkat kelembapan udara.

"Yuk waspadai penjangkitan kasus DBD di wilayah DKI Jakarta bulan September 2023," tulis BMKG dalam unggahan di akun Instagram resmi, dikutip Kamis (14/9/2023).

"Kategori waspada diprediksi terjadi di seluruh wilayah DKI Jakarta."

BMKG mengungkapkan, Prediksi Angka Insiden (AI) DBD pada bulan September 2023 menunjukkan kategori Waspada yakni berkisar (3-10). Ini terjadi di Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan.

Namun masih ada yang masuk dalam kategori Aman dengan AI<3. Yakni berada di Jakarta Pusat dan Utara. Sementara itu tidak ada yang masuk dalam kategori Awas (AI>10).

Sebagai informasi, AI adalah prediksi jumlah kasus DBD per 100 ribu penduduk yang ada di DKI Jakarta.

"Semakin besar nilai AI maka semakin tinggi prediksi kasus DBD," tulis BMKG.

BMKG juga membagikan tips untuk mencegah peningkatan AI DBD ke kategori 'Waspada', yaitu:

- penyelidikan epidemiologi (PE)
- penyuluhan
- pemberantasan sarang nyamuk
- larvasidasi selektif
- fogging fokus.

Menurut BMKG, tingginya curah hujan dan tingkat kelembapan udara yang sesuai dapat meningkatkan kasus DBD.

Di mana curah hujan di wilayah DKI Jakarta untuk bulan September (Dasarian III) diprediksi masih dalam kategori rendah, berkisar 0-20 mm dan 21-50 mm. Angka tersebut masih jauh dari kategori intensitas Sangat Tinggi yakni lebih dari 500 mm.

"Prediksi kecocokan kelembapan udara (RH) untuk perkembangan nyamuk DBD (RH>70%) bulan Mei 2023 di wilayah provinsi DKI Jakarta menunjukkan tingkat keyakinan tinggi," sebut BMKG.

"Probabilitas kecocokan 40-50% di Jakarta Barat, 30-40% Jakarta Selatan, 20-30% Jakarta Timur, dan 10-20% (Jakarta Pusat dan Jakarta Utara). Semakin tinggi probabilitas kecocokan kelembapan udara semakin besar potensi kasus DBD bertambah," jelas BMKG.