Alasan Polusi Udara Bisa Bikin Warga Jakarta Mati Muda
Jakarta, CNBC Indonesia - Semua orang tahu bahwa polusi udara buruk untuk kesehatan. Namun, Anda mungkin tak mengira bahwa efek negatif polusi udara bisa berakibat fatal. Faktanya, terus-menerus menghirup udara yang kotor bisa membuat seseorang mati muda.
Laporan UNICEF menemukan bahwa polusi udara menyebabkan kematian sedikitnya 600 ribu anak di seluruh dunia.
"Polusi udara adalah faktor utama dalam kematian sekitar 600 ribu anak di bawah usia lima tahun setiap tahunnya. Selain itu, ini (polusi udara) mengancam nyawa dan masa depan jutaan anak setiap hari," ujar Direktur Eksekutif UNICEF ke-6, Anthony Lake, dikutip dari laman resmi UNICEF, Kamis (24/8/2023).
"Polutan tidak hanya merusak paru-paru anak-anak yang sedang berkembang, tetapi juga menembus barrier darah-otak dan merusak secara permanen otak mereka yang sedang berkembang," lanjut Lake.
Dampak dari polusi udara terhadap kesehatan juga sudah banyak dibuktikan oleh sejumlah studi.
Dokter spesialis paru, Prof. Dr. dr. Agus Dwi Susanto, mengungkapkan bahwa polusi udara bisa mengakibatkan stroke, yang bisa berujung kematian.
Sekitar 23 hingga 37 persen kematian dini akibat stroke disebabkan oleh polusi udara yang sangat buruk. Bahkan, ia mengungkapkan bahwa polutan berdampak tujuh kali lipat terhadap stroke secara umum.
Dokter spesialis jantung sekaligus Head of Clinical & Research AsaRen, dr. Arief Wibowo mengatakan, campuran partikel halus yang terdapat di Partikulat (PM2.5), yakni oksida nitrogen, karbon monoksida, dan zat-zat partikel kecil halus lainnya sangat berbahaya bagi kesehatan pembuluh darah dan jantung.
"Polutan yang terhirup ini tidak hanya merusak paru-paru, tapi juga aliran darah. Akibatnya, dia (polutan) dapat menyebabkan respon inflamasi atau peradangan yang sifatnya sistemik atau di seluruh tubuh," ujar dr. Arief kepada CNBC Indonesia, Jumat (11/8/2023).
Menurut dr. Arief, zat partikel halus atau polutan dari polusi udara yang masuk ke dalam tubuh melalui pembuluh darah mampu mengubah cara kerja sel menjadi tidak seimbang. Akibatnya, fungsi kardiovaskular atau jantung dan pembuluh darah akan terganggu.
(hsy/hsy)