Perempuan Ini Raup Rp3,44 T Berkat Nekat Jualan Camilan Ganja

Rindi Salsabilla, CNBC Indonesia
21 August 2023 14:15
Nancy Whiteman CEO and co-founder perusahaan ganja yang dapat dimakan Wana. (Dok. Wana via CNBC internasional)
Foto: Nancy Whiteman CEO and co-founder camilan berbahan ganja, Wana. (Dok. Wana via CNBC internasional)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nancy Whiteman adalah sosok yang berhasil memenangkan pertaruhan di tengah kondisi yang tidak pasti. Bagaimana tidak, pada 2010 silam Whiteman nekat meninggalkan profesinya sebagai konsultan bergaji tinggi demi membuka usaha makanan ringan berbahan dasar ganja, Wana. Padahal saat itu konsumsi ganja untuk rekreasi masih ilegal di Colorado, Amerika Serikat (AS).

Namun, empat tahun kemudian, kenekatan Whiteman membuahkan hasil manis setelah negara bagian AS itu akhirnya melegalkan penjualan ritel ganja. Dia akhirnya menjadi salah satu sosok pengusaha perempuan terkaya di AS menurut Forbes dengan kekayaan bersih US$225 juta atau sekitar Rp3,44 triliun (asumsi kurs Rp15.323/US$).

"Saya ingin memiliki bisnis yang saya bisa membangun nilai dan tidak tergantung pada saya. Saya juga suka memasak," kata Whiteman kepada CNBC Make It, dikutip Senin (21/8/2023).

Staff pose in a greenhouse at the CBD cannabis production company Phytocann near Ollon, western Switzerland on May 19, 2021.  (Photo by Fabrice COFFRINI / AFP) (Photo by FABRICE COFFRINI/AFP via Getty Images)Foto: AFP via Getty Images/FABRICE COFFRINI
Budidaya ganja (Photo by Fabrice COFFRINI / AFP) (Photo by FABRICE COFFRINI/AFP via Getty Images)

Dilansir dari CNBC Make It, semuanya bermula ketika Whiteman berbincang-bincang dengan ayah dari teman putrinya. Dari percakapan tersebut, Whiteman mengetahui bahwa ia bekerja di industri yang agak ilegal.

Pada awalnya, Whiteman dan suaminya saat itu, John Whiteman, memutuskan untuk bekerja sama dengan ayah teman putrinya dan bereksperimen bersama di sebuah dapur komersial lokal.

Dalam waktu setahun, pasangan Whiteman akhirnya memutuskan untuk melanjutkan upayanya secara mandiri dan menginvestasikan US$50 ribu hingga US$60 ribu atau sekitar Rp766,2 juta hingga Rp919,4 juta dari uang pribadi mereka untuk memulai Wana.

Tanpa pendanaan dari luar, Wana melakukan riset pasar untuk melihat apa yang lagi populer. Bahkan, pasangan Whiteman harus menggunakan uang pribadi mereka untuk membayar gaji karyawan.

Pada akhir 2011, Nancy dan John bercerai. Meskipun demikian, mereka memutuskan untuk tetap menjadi mitra bisnis. Pada 2014, upaya Nancy dan John berujung manis setelah Colorado melegalkan penjualan ganja siap jual. Seiring dengan berkembangnya minat nasional terhadap makanan ringan berbahan dasar ganja, pendapatan tahunan Wana pun meningkat.

Hingga 2017, Whiteman mengungkapkan bahwa pendapatannya telah mencapai US$14,5 juta atau sekitar Rp222,2 miliar. Setahun kemudian, Whiteman membeli sisa saham John di perusahaan tersebut.

Menurut laporan yang sama, sebagian besar kekayaan Whiteman berasal dari penjualan Wana seharga US$350 juta atau sekitar Rp5,36 triliun kepada perusahaan ganja di Kanada, Canopy Growth, pada 2021 lalu.

Saat pembelian tersebut, Whiteman memiliki 100 persen saham perusahaan dan menerima pembayaran awal sebesar US$297,5 juta atau sekitar Rp4,55 triliun dalam bentuk uang tunai. Hingga saat ini, Whiteman masih menjabat sebagai CEO Wana.

Menurut Konferensi Nasional Legislatif Negara Bagian, dalam 13 tahun sejak peluncuran Wana, sebanyak 23 negara bagian dan Washington D.C. telah melegalkan penggunaan ganja rekreasi.

Menurut Grand View Research, pada tahun lalu industri ganja di AS dinilai sebesar US$13,2 miliar atau sekitar Rp202,29 triliun. Berdasarkan temuan perusahaan data berbasis di Seattle, Headset, pada tahun lalu, makanan ringan berbahan dasar ganja menyumbang 12 persen dari pasar tersebut.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Resmi, Negara Kaya Raya Ini Mau Legalkan Konsumsi Ganja

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular