Dokter Ungkap Polusi Tertinggi Berasal dari Rumah, Kok Bisa?

Rindi Salsabilla, CNBC Indonesia
14 August 2023 18:49
Sejumlah karyawan melihat gedung bertingkat yang tertutup oleh kabut polusi di Jakarta, Senin, (14/8). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kualitas udara yang buruk akibat polusi menjadi sorotan utama masyarakat Indonesia dalam beberapa waktu belakangan ini. Akibat hal tersebut, tidak sedikit orang yang memutuskan untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan.

Namun, dokter spesialis jantung sekaligus Head of Clinical & Research AsaRen, dr. Arief Wibowo, mengungkapkan bahwa tingkat polusi udara tertinggi justru berasal dari dalam ruangan. Sebab, sirkulasi udara di dalam ruangan tidak berputar seperti di luar ruangan sehingga polutan lebih mudah 'terjebak.'

"Banyak orang yang menganggap kalau polusi lebih banyak di luar. Namun, berdasarkan data sebenarnya polusi yang paling tinggi itu ada di dalam ruangan. Kenapa? Karena enggak ada sirkulasi udara," ujar dr. Arief kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Senin (14/7/2023).

"Sementara itu, sirkulasi udara di luar ruangan fluktuatif. [Sirkulasinya] tergantung dari angin dan semacamnya. Kalau dia (polusi udara) masuk ke dalam ruangan, polusi tersebut akan terjebak sehingga jadi lebih tinggi daripada di luar ruangan," paparnya.

Clinical & Scientific Lead AsaRen, dr. Meryl Kallman, mengungkapkan bahwa faktor penyebab tingginya tingkat polusi di dalam ruangan adalah kebiasaan sehari-hari di rumah tangga, seperti merokok dan penggunaan bahan bakar, termasuk kompor gas dan arang, untuk memasak. Selain itu, polutan juga bisa berasal dari debu dan mikroorganisme.

"Selain merokok, polusi [di dalam ruangan] juga bisa muncul dari dapur, ya. Contohnya, kita pakai karbon, seperti arang untuk memasak. Lalu, kita juga ada melakukan pembakaran bahan bakar fosil untuk kebutuhan energi sehari-hari," papar dr. Meryl dalam kesempatan yang sama.

Dokter yang juga akrab disapa dr. Mimi ini mengatakan, polusi yang terdapat di dalam ruangan juga memiliki risiko yang tinggi terhadap kesehatan, seperti risiko gangguan saluran pernapasan hingga kardiovaskular (pembuluh darah dan jantung). Maka dari itu, penggunaan air purifier atau penjernih udara di dalam ruangan sangat direkomendasikan.

"Penggunaan air purifier di dalam ruangan sangat direkomendasikan karena bisa menyaring polutan di udara, apalagi jika semua hal tersebut (polutan) berada di satu ruangan tanpa ventilasi," kata dr. Mimi.

Dalam menghadapi kondisi udara yang memburuk, dr. Mimi menyarankan setiap individu untuk rutin memeriksa Air Quality Index atau Indeks Kualitas Udara (AQI). Apabila nilai AQI tinggi, ia mengimbau masyarakat untuk rutin menggunakan masker.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Makanan Terbaik untuk Membersihkan Paru-Paru dari Polusi Udara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular