Film Indonesia Tak Takut Saingan Sama Drakor, Ini Rahasianya

Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
28 July 2023 17:25
Film Suzanna terbaru yang diperankan Luna Maya. (Dok. Soraya Intercine Films)
Foto: Film Suzanna terbaru yang diperankan Luna Maya. (Dok. Soraya Intercine Films)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam beberapa tahun terakhir, drama Korea atau drakor semakin digandrungi. Bahkan platform streaming asal Amerika Serikat, Netflix, sampai rela berinvestasi gila-gilaan ke drakor.

Salah satu daya tarik utama drama asal Negeri Ginseng adalah visual para aktor dan aktris serta alur cerita yang umumnya memiliki plot unik. 

Terkait hal ini, produser film Indonesia Sunil Soraya mengatakan bahwa karya audiovisual, seperti film dan serial dari industri film negara lain atau drakor bukanlah sebuah saingan. Hal tersebut karena setiap audiovisual memiliki ciri khasnya masing-masing.

Produser film, Sunil Soraya. (CNBC Indonesia/Wanti Puspa)Foto: Produser film, Sunil Soraya. (CNBC Indonesia/Wanti Puspa)

"Menurut saya drakor itu international program dan kalau film atau series itu program lokal kita. Jadi dari sisi penonton mereka lebih relate kepada program lokal," kata Sunil kepada CNBC Indonesia di kantornya, Rabu (26/7/2023).

Sunil optimistis bahwa film Indonesia akan tetap mendapatkan tempat dan hati di penonton Tanah Air. Hanya saja hal itu harus disajikan dengan konten yang berkualitas agar menambah daya tarik dan bersaing di industri film dunia.

"Drakor menjadi fanbase kayak 'Oh, saya suka Film Korea', 'Saya suka film Amerika' gitu, tapi kalau film Indonesia atau series Indonesia yang relate sama mereka, itu sudah tidak ada kompetisi lagi dengan drakor atau apapun itu," ungkapnya.


Pertimbangan sebelum membuat film

Bagi Sunil, ada beberapa komponen yang harus dilibatkan dalam pembuatan sebuah film. Ini dimulai dari penentuan target penonton, ide atau konsep cerita, yang kemudian dikembangkan menjadi sebuah skenario.

"Contohnya waktu saya bikin 'Eiffel i'm in love' pemikiran saya udah bahwa ini filmnya saya buat, buat anak umur 13 tahun sampai 17 tahun," paparnya.

Kemudian pertimbangan lainnya seperti, penentuan tema, pengembangan ide, genre dan format, pemilihan pemeran dan lainnya. Sunil menyebut, semua pertimbangan tersebut harus betul-betul dipikirkan secara matang untuk menyampaikan pesan dan memengaruhi respons emosional penonton terhadap film.

"Apapun itu setnya, cara ngomongnya, castingnya segala macam saya pertimbangkan. Terus subyeknya dan temanya apa. Tema itu penting sekali di setiap film, tanpa tema, orang duduk dia nonton apa, dia ke bioskop untuk apa. Jadi mungkin pertimbangan terbesar buat saya tema," ujarnya.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 5 Film Legendaris Karya Usmar Ismail, Ada 'Darah dan Doa'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular