6 Bahaya Kesehatan Akibat Jarang Makan Sayur dan Buah
Jakarta, CNBC Indonesia - Mengonsumsi buah dan sayur secara rutin memiliki manfaat bagi kesehatan. Sebab buah dan sayuran mengandung konstituen fitokimia penting yang mengurangi risiko penyakit jantung dan kanker, serta meningkatkan kesehatan pencernaan.
Sayur juga sumber serat yang baik untuk kesehatan pencernaan. Lantas apa akibat dari kekurangan buah dan sayur?
Tidak mengonsumsi buah dan sayuran membuat tubuh lebih rentan terhadap banyak penyakit, khususnya penyakit yang disebabkan oleh kekurangan vitamin dan mineral.
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh kekurangan vitamin antara lain:
- Scurvy - disebabkan oleh kekurangan vitamin C
- Kebutaan malam - disebabkan oleh kekurangan vitamin A
- Penyakit hemoragik atau gangguan pendarahan - Disebabkan oleh kekurangan vitamin K
- Anemia, osteoporosis, dan gondok adalah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan mineral (zat besi, kalsium, dan yodium).
Berikut adalah sejumlah penyakit akibat tidak makan sayur melansir Medical.net.
1. Masalah jantung
Rajin konsumsi buah dan sayuran mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan komplikasi di masa depan. Risiko penyakit jantung di antara individu yang mengonsumsi lebih dari lima porsi buah dan sayuran per hari diperkirakan berkurang sebesar 20%, dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi kurang dari tiga porsi per hari.
Sesuai artikel ulasan oleh GY Tang et al., konsumsi sayuran berkorelasi terbalik dengan risiko penyakit kardiovaskular. Penelitian dari berbagai studi epidemiologi menunjukkan bahwa sayuran seperti asparagus, seledri, selada, brokoli, bawang bombay, tomat, kentang, kedelai, dan wijen memiliki potensi besar dalam mencegah dan mengobati penyakit kardiovaskular.
Sayuran ini menunjukkan tindakan perlindungan jantung terutama karena efek antioksidan dan anti-inflamasinya.
2. Masalah Pencernaan
Buah dan sayuran adalah sumber serat yang baik, yang merangsang pergerakan usus dan membantu proses pencernaan makanan. Buah-buahan yang kaya vitamin C dan potasium seperti apel, jeruk, dan pisang sangat baik untuk pencernaan.
Sesuai penelitian yang diterbitkan oleh Speciale G et al, pada tahun 2016 dalam jurnal Nature Chemical Biology, sayuran berdaun hijau mengandung sulfoquinovose, gula yang berperan sebagai sumber energi E. coli.
E.coli adalah bakteri baik yang bertugas membentuk pelindung tubuh yang mencegah pertumbuhan bakteri jahat.
3. Kanker
Bukti menunjukkan bahwa konsumsi buah dan sayuran bisa mengurangi risiko kanker. Buah beri mengandung anthocyanin, yang memiliki efek penghambatan kanker usus besar. Kembang kol dan brokoli juga terbukti memiliki efek pencegahan terhadap kanker.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Food and Drug Analysis menemukan bahwa polifenol phloretin yang ada dalam apel menghambat pertumbuhan sel kanker payudara.
4. Gangguan metabolisme
Sindrom metabolik ditandai dengan gangguan glukosa darah, peningkatan tekanan darah, dislipidemia, dan obesitas perut. Pola makan yang kaya buah dan sayuran dikaitkan dengan penurunan risiko diabetes melitus, hiperlipidemia, dan hipertensi.
Asupan vitamin C, karena efek antioksidannya, terbukti memiliki hubungan terbalik dengan sindrom metabolik. Makanan kaya serat membantu mengurangi lipoprotein densitas rendah dan menyeimbangkan kadar glukosa darah.
5. Gangguan penglihatan
Sayuran berdaun hijau dan buah-buahan berwarna mengandung karotenoid, yang meningkatkan kinerja penglihatan mata dan membantu mencegah penyakit mata yang berkaitan dengan usia.
Karotenoid lutein dan zeaxanthin memiliki tindakan perlindungan terhadap katarak. Zat ini juga membantu dalam mencegah penyakit mata terkait penuaan dan degenerasi makula.
6. Depresi
Sejumlah penelitian telah menemukan hubungan antara konsumsi buah dan sayur dengan depresi. Studi menunjukkan bahwa depresi lebih kecil kemungkinannya pada orang yang mengonsumsi berbagai buah dan sayuran.
(hsy/hsy)