
Pelajaran dari Fajri 300 Kg, Ini Bahaya Tak Jaga Berat Badan

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan respons terkait kasus meninggalnya pengidap obesitas 300 Kilogram asal Kota Tangerang, Banten, Muhammad Fajri (MF) pada Kamis (22/6/2023) dini hari.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi, mengatakan bahwa obesitas adalah salah satu faktor risiko penyakit tidak menular yang ditandai dengan berat badan berlebih.
Menurut dr. Nadia, salah satu risiko yang mengintai penderita obesitas adalah peningkatan kadar kolesterol. Dengan demikian, dr. Nadia mengimbau masyarakat untuk selalu mengontrol berat badan tubuh agar tetap ideal.
"Maka dari itu, sebaiknya jaga berat badan sesuai dengan standar dan jangan lupa selalu lakukan aktivitas fisik," tegas dr. Nadia ketika dihubungi CNBC Indonesia, Kamis (22/6/2023).
Menukil dari laman resmi Kemenkes, obesitas adalah kondisi abnormal akibat penimbunan jaringan lemak tubuh yang berlebihan. Obesitas terjadi karena ketidakseimbangan antara asupan energi dengan keluaran energi sehingga terjadi kelebihan energi yang selanjutnya disimpan dalam bentuk jaringan lemak.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, menjelaskan bahwa obesitas meningkatkan risiko terhadap sejumlah penyakit tidak menular, seperti diabetes, jantung, kanker, hipertensi, penyakit metabolik dan non metabolik lainnya, hingga kematian.
"Obesitas merupakan masalah global, sekitar dua miliar penduduk dunia dan mengancam kesehatan masyarakat termasuk di Indonesia. Pada 2030, diperkirakan satu dari lima perempuan dan satu dari tujuh laki-laki akan hidup dengan obesitas," ujar dr. Maxi, dikutip Jumat (23/6/2023)
Lantas, bagaimanakah cara menghitung dan menentukan berat badan ideal?
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menghitung berat badan ideal adalah menggunakan rumus Broca. Rumus yang ditemukan oleh Paul Broca pada 1871 ini dapat digunakan untuk menghitung berat badan ideal perempuan dan laki-laki.
Berikut rumus menghitung berat badan ideal dengan rumus Broca.
Laki-laki: [tinggi badan (cm) - 100] - [(tinggi badan (cm) - 100) x 10 persen]
Perempuan: [tinggi badan (cm) - 100] - [(tinggi badan (cm) - 100) x 15 persen]
Sebelumnya, Fajri meninggal dunia setelah dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) selama kurang lebih 14 hari, Kamis (22/6/2023).
"Tadi malam pada pukul 01.25 WIB, Almarhum Tuan MF berpulang ke Rahmatullah di hadapan keluarga dan diterima dengan baik oleh pihak keluarga," kata Pelaksana Tugas Direktur Pelayanan Operasional RSCM, dr. Renan Sukmawan di RSCM Jakarta, Kamis (22/6/2023).
Dokter Spesialis Anestesi RSCM, dr. Sidharta Kusuma Manggala, menjelaskan bahwa MF meninggal dunia akibat syok sepsis atau kondisi yang ditandai dengan terganggunya aliran darah akibat infeksi.
Sidharta mengatakan, syok sepsis adalah respons tubuh terhadap infeksi yang berat. Ia mengatakan, pihaknya memberikan antibiotik kepada Fajri ketika syok tersebut terjadi.
"Ciri-ciri syok sepsis lainnya adalah gagalan organ. Jadi, dia mulai gagal organ jantungnya, kemudian pembuluh darahnya. Kemudian tekanan darahnya mulai turun, ginjalnya bermasalah juga karena syok sepsis-nya," jelas dr. Sidharta dalam kesempatan yang sama.
Dokter spesialis anestesi RSCM itu menjelaskan, pasien yang mengalami komorbid, terutama obesitas morbid yang dialami Fajri berisiko tinggi mengalami syok sepsis akibat daya tahan tubuh yang melemah.
"Ini namanya obesitas morbid kalau pada Tuan MF. BMI (Body Mass Index atau Indeks Massa Tubuh) di atas 35. BMI-nya 91. Jadi tiga kalinya yang super tidak normal. Jadi, memang benar-benar berat. Kemudian, akibat komorbid itu maka gampang sekali terjadi infeksi," papar dr. Sidharta.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alert! Separuh Populasi Dunia di Ambang Obesitas, Kok Bisa?