Ini Syok Sepis, Dialami Fajri Obesitas 300 Kg Sebelum Wafat

Rindi Salsabilla, CNBC Indonesia
Kamis, 22/06/2023 17:40 WIB
Foto: Ilustrasi obesitas (Ilham Restu/CNBC Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasien obesitas 300 Kilogram asal Kota Tangerang, Banten, Muhammad Fajri (MF), meninggal dunia di ruang khusus Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) setelah sempat dirawat, Kamis (22/6/2023).



"Tadi malam pada pukul 01.25 WIB, Almarhum Tuan MF berpulang ke Rahmatullah di hadapan keluarga dan diterima dengan baik oleh pihak keluarga," kata Pelaksana Tugas Direktur Pelayanan Operasional RSCM, dr. Renan Sukmawan di RSCM Jakarta, Kamis (22/6/2023).

Pihak RSCM mengatakan, Fajri akan langsung dimakamkan di TPU Menteng Pulo, Jakarta Selatan. Dalam proses pemusalaran jenazah, RSCM telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Renan menjelaskan, Fajri telah menjalani perawatan di RSCM selama kurang lebih 14 hari, yakni sejak Jumat, 9 Juni 2022. Selama perawatan, Fajri ditangani oleh tim multidisiplin yang terdiri atas dokter ahli perawatan intensif (intensivis), paru, jantung, pencernaan, syaraf, kulit, bedah pembuluh darah, gizi, rehabilitasi medik, dan tenaga kesehatan lainnya.

Dokter Spesialis Anestesi RSCM, dr. Sidharta Kusuma Manggala, menjelaskan bahwa MF meninggal dunia akibat syok sepsis atau kondisi yang ditandai dengan terganggunya aliran darah akibat infeksi.

"Infeksi di kakinya semakin berat dan juga ada infeksi di bagian paru-parunya. Kemudian, infeksi ini menimbulkan kejadian yang namanya syok sepsis," ujar dr. Sidharta dalam kesempatan yang sama.

Sidharta mengatakan, syok sepsis adalah respons tubuh terhadap infeksi yang berat. Ia mengatakan, pihaknya memberikan antibiotik kepada Fajri ketika syok tersebut terjadi.

"Ciri-ciri syok sepsis lainnya adalah gagalan organ. Jadi, dia mulai gagal organ jantungnya, kemudian pembuluh darahnya. Kemudian tekanan darahnya mulai turun, ginjalnya bermasalah juga karena syok sepsis-nya," jelas dr. Sidharta.

Dokter spesialis anestesi RSCM itu menjelaskan, pasien yang mengalami komorbid, terutama obesitas morbid yang dialami Fajri berisiko tinggi mengalami syok sepsis akibat daya tahan tubuh yang melemah.

"Ini namanya obesitas morbid kalau pada Tuan MF. BMI (Body Mass Index atau Indeks Massa Tubuh) di atas 35. BMI-nya 91. Jadi tiga kalinya yang super tidak normal. Jadi, memang benar-benar berat. Kemudian, akibat kormobid itu maka gampang sekali terjadi infeksi," papar dr. Sidharta.

Ia mengatakan, daya tahan Fajri yang melemah akibat obesitas morbid membuat kuman di lingkungan sekitarnya, termasuk tempat tinggal dan rumah sakit, mudah masuk ke tubuh sehingga rentan terjadi infeksi.

"Infeksi ini mengakibatkan kegagalan di beberapa organ tubuhnya," tegas dr. Sidharta.

Sebelumnya, ibu Fajri, Riwati, mengungkapkan bahwa pasien berusia 26 tahun itu sempat mengalami sakit di bagian kaki pada beberapa waktu lalu. Sakit tersebut kemudian berkembang menjadi infeksi pada kakinya

"[Fajri] lagi jalan tahu-tahu ada kardus terbang dari truk. Dia jatuh sampai berdarah, luka, diurut, sembuh. Lalu, tahu-tahu ada penyakit. Kita enggak tahu apa di jalan itu kenanya. Ya, sudah disembuhin penyakit itu, tapi tinggal bengkak, tinggal hitam di kaki sana telapak itu, hitam bengkak," kata Riwati dalam wawancara di CNN Indonesia TV.

Saat itu, Riwati berharap anak semata wayangnya itu dapat kembali berjalan dan menafkahi keluarga. Sebab, Fajri adalah tulang punggung keluarga karena ayahnya telah meninggal dunia.

"Saya mau berobat enggak punya duit. Bapaknya udah enggak ada. Tinggal saya doang sama dia," ujar Riwati.



(miq/miq)
Saksikan video di bawah ini:

Video: BLACKPINK Comeback! Lagu Baru Bakal Guncang Panggung Dunia