
3 Suplemen Ini Ternyata Tidak Dibutuhkan Tubuh, Apa Saja?

Jakarta, CNBC Indonesia - Mengonsumsi suplemen adalah salah satu cara yang dilakukan banyak orang untuk menjaga kesehatan. Namun, ternyata tidak semua suplemen dibutuhkan oleh tubuh.
Mengutip dari Healthline, ahli gizi Maddie Pasquariello mengatakan, suplemen sebenarnya bukan satu-satunya solusi untuk mempertahankan kondisi kesehatan yang baik. Ia mengatakan, cara terbaik untuk menjaga kesehatan adalah memperbaiki gaya hidup, seperti melakukan olahraga dan menjaga pola makan.
"Suplemen bukan satu-satunya solusi bagi kebanyakan orang dewasa untuk mencapai dan mempertahankan kesehatan yang baik," ujar Pasquariello, dikutip Rabu (21/6/2023).
"Apalagi bagi mereka yang memiliki masalah kesehatan tertentu, suplemen bukan garis pertahanan pertama yang akan direkomendasikan ahli," imbuhnya.
Lantas, apa saja suplemen yang tidak dibutuhkan tubuh? Berikut daftarnya:
Green Powder
Beberapa waktu belakangan ini, produk green powder atau serbuk hijau banyak beredar di pasaran. Produk ini diklaim mengandung banyak serat dengan sumber nutrisi yang berasal dari makanan utuh.
"Sebagian besar produk serbuk hijau mengklaim bahwa mereka penuh dengan sumber nutrisi makanan utuh dan pra serta probiotik. Ini sangat menipu," tegas Pasquariello.
"Ini sangat menipu karena membuat konsumen berpikir bahwa mereka dapat mengganti sayuran hijau yang sebenarnya dengan serbuk hijau ini," lanjutnya.
Menurut Pasquariello, serbuk hijau tidak dapat menggantikan peran sayuran hijau asli untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh. Ia mengatakan, serbuk hijau yang dapat meningkatkan energi, kinerja, dan pencernaan adalah klaim yang tidak mendasar.
Probiotik
Probiotik adalah salah satu suplemen yang paling populer. Disebutkan, probiotik bisa membantu beberapa masalah pencernaan, seperti diare. Namun, studi yang dipublikasikan National Center for Complementary and Integrative Health tidak menemukan bukti yang bisa menunjukkan hal tersebut.
Suplemen Dosis Tinggi
Saat ini, sejumlah produk suplemen yang beredar di masyarakat mengandung 'mega-dosis' alias suplemen dengan dosis yang tinggi.
Menurut ahli diet Johna Burdeos, suplemen dosis besar dapat memberikan dampak buruk jangka panjang bagi kesehatan, seperti terlalu banyak vitamin D dapat menyebabkan masalah ginjal. Dan kelebihan vitamin C dapat menyebabkan masalah pencernaan.
Menurut Pasquariello, ada beberapa kondisi tertentu yang membuat seseorang direkomendasikan untuk mengonsumsi vitamin, suplemen, atau mineral tambahan, yakni kehamilan, laktasi (masa ibu menyusui bayi), bayi yang menerima air susu ibu (ASI), orang yang melakukan peningkatan kondisi kesehatan, pelaku diet khusus, dan kekurangan gizi.
Bagi orang dengan kondisi tersebut, suplemen memang dapat membantu mengisi celah kekurangan nutrisi dan makanan.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waspada Kolesterol Incar Usai Lebaran, 5 Buah Ini Ampuh Cegah
