4 Jurus Shokuiku, Rahasia Perut Anti-buncit Ala Orang Jepang

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
Jumat, 26/05/2023 13:15 WIB
Foto: Mahmoud Fawzy via Unsplash

Jakarta, CNBC Indonesia - Perut buncit masih menjadi salah satu masalah kesehatan kebanyakan orang Indonesia saat bertambah usia. Hal ini bisa disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat, seperti kurang berolahraga, hingga mengkonsumsi makanan yang sembarangan.

Perut buncit tidak hanya akan mempengaruhi penampilan, namun juga dapat mengganggu kesehatan tubuh secara keseluruhan karena adanya penumpukan lemak seperti obesitas, dan kurangnya pembakaran kalori.

Untuk mencegahnya, Anda bisa meniru pola hidup orang Jepang. Meski makan nasi tiga kali sehari, penduduk Negeri Sakura cenderung memiliki perut yang rata. Data dari Global Data Healthcare pada tahun 2022 menunjukkan Jepang adalah negara dengan tingkat obesitas rendah di dunia, hanya 4 persen dari populasinya yang memiliki berat badan berlebih.


Pakar nutrisi dari Kanagawa Institute of Technology, Profesor Naomi Ahiba mengatakan bahwa meski orang Jepang makan nasi tiga kali sehari, mereka tidak mudah jatuh sakit, bahkan banyak yang berumur panjang hingga 100 tahun. Hal ini tak lepas dari filosofi makan orang Jepang yakni Shokuiku. 

Dilansir dari Healthline, Shokuiku adalah filosofi Jepang yang dimaksudkan untuk mendorong kebiasaan makan yang sehat. Filosofi ini memberikan pedoman tentang bagaimana dan apa yang harus Anda makan. Selain itu, Shokuiku juga dirancang untuk mengubah cara Anda berpikir tentang makanan.

Melalui pendekatan sederhana ini, orang Jepang bisa menjaga berat badan dan meningkatkan kesehatan Anda secara keseluruhan.

Lalu, bagaimana cara menerapkan Shokuiku?

Shokuiku jika diterjemahkan sebagai 'pendidikan makanan' yang mempromosikan pola makan seimbang dan intuitif. Hal ini pertama kali dipopulerkan dan dikembangkan oleh Sagen Ishizuka, seorang dokter militer yang juga menciptakan diet makrobiotik.

Secara spesifik, Shokuiku didasarkan pada 4 hal berikut:

1. Berhenti Makan sebelum Kenyang

Shokuiku memasukkan konsep yang disebut ハラハチブンミー (hara hachi bun me), yaitu gagasan bahwa Anda harus berhenti makan ketika merasa sudah 80% kenyang. Hal ini dapat membantu mencegah makan berlebihan sambil memastikan Anda mendapatkan cukup makanan untuk memenuhi kebutuhan Anda.

2. Mengkonsumsi Makanan Utuh

Makanan utuh (whole foods) adalah makanan yang proses pengolahannya sangat minim dan tidak sampai mengubah bentuk asli dari bahan makanan itu sendiri. Contohnya seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, biji-bijian, dan polong-polongan. Kebalikan dari makanan utuh adalah makanan olahan seperti nugget dan sosis. 

Makanan utuh kaya akan nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh Anda, termasuk protein, serat, lemak sehat jantung, dan mikronutrien. Menurut Shokuiku, Anda juga harus membatasi konsumsi makanan olahan, yang biasanya tinggi kalori, sodium, dan tambahan gula.

3. Menikmati Beragam Makanan

Diet ala negara barat kadang mengharuskan untuk menghindari bahan dan makanan tertentu. Namun dalam Shokuiku menyoroti pentingnya menikmati beragam makanan sebagai bagian dari pola makan yang sehat dan menyeluruh.

Karena idealnya, makanan harus terdiri dari beberapa jenis sayuran, bersama dengan nasi dan sumber protein yang baik. Shokuiku juga mendorong untuk mencoba memproses makanan dengan cara yang berbeda, seperti memanggang, menggoreng, merebus yang dapat membantu memberikan keragaman pada diet seseorang.

4. Berbagi Makanan dengan Orang Lain

Selain memberikan manfaat kesehatan, Shokuiku mengajarkan bahwa makanan harus dipandang sebagai sumber kenikmatan bersama. Menurut prinsip Shokuiku, makanan dapat membantu memperkuat hubungan sosial dan meningkatkan kesejahteraan emosional dan mental.

Caranya yakni dengan duduk dan berbagi makanan dengan orang lain jika memungkinkan. Meluangkan waktu untuk menikmati makanan bersama teman atau keluarga dapat membantu mempromosikan pola makan yang baik.

Tentunya faktor-faktor di atas dapat membantu mencegah makan berlebihan dan memastikan seseorang mendapatkan cukup makanan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Prioritas utama dari Shokuiku juga sebagai edukasi makanan untuk promosi gaya hidup lebih sehat bagi masyarakat.

Bahkan, pada 2005 lalu, Pemerintah Jepang juga telah memberlakukan Hukum Dasar Shokuiku, yang mengamanatkan program pendidikan gizi di sekolah untuk membantu anak-anak mengembangkan kebiasaan makan yang sehat dengan menggunakan konsep tersebut.

Program Shokuiku mengajarkan anak-anak cara membaca label makanan, pentingnya makan secara musiman, bagaimana makanan diproduksi, dan bagaimana kebutuhan nutrisi bervariasi berdasarkan tahapan kehidupan yang berbeda.


(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: BLACKPINK Comeback! Lagu Baru Bakal Guncang Panggung Dunia