
Bisakah Anak Tertular Hepatitis B saat Main? Ini Jawaban Ahli

Jakarta,CNBC Indonesia - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia baru-baru ini mengungkapkan data terbaru mengenai kasus Hepatitis B di Indonesia. Juru bicara Kemenkes dr Mohammad Syahril mengatakan bahwa Indonesia masuk datar 3 negara dengan kasus hepatitis terbesar di dunia. Hepatitis B sendiri merupakan salah satu penyakit menular seksual yang dapat menyebabkan peradangan hati akut.
Selain penularan melalui ibu hamil yang positif, hepatitis B juga dapat ditularkan melalui kontak dengan cairan tubuh pasien, seperti darah, cairan menstruasi, air mani, hingga air liur. Hal ini pun meningkatkan kekhawatiran sebagian besar orang tua.
Salah satu kekhawatiran orang tua terkait hepatitis B pada anak adalah penularan melalui air liur. Lantas, benarkah anak yang terkena air liur penderita dapat tertular hepatitis B?
Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Piprim Basarah Yanuarso, mengatakan bahwa orang tua tidak perlu panik terkait potensi penularan hepatitis B kepada anak melalui air liur, terutama bila cakupan imunisasi anak sudah cukup.
"Kalau imunisasinya lengkap, bergaul dengan pasien hepatitis B itu enggak usah terlalu khawatir. Paling nanti diberi booster saja," ujar dr. Piprim di Gedung IDAI, Jakarta, Selasa (23/5/2023).
"Namun, memang perlu diperhatikan kalau ada kontak erat. Misalkan, anak yang merawat ibu atau siapapun penderita hepatitis B. Nah, ini harus dipastikan dia punya antibodi atau diberikan booster imunisasi hepatitis B supaya lebih kuat lagi," jelasnya.
Piprim menjelaskan, air liur umumnya tidak dapat langsung menularkan hepatitis B kepada anak. Terlebih, bila kadar anti HBs atau antibodi hepatitis B anak sudah mencukupi.
"Enggak. Enggak langsung otomatis menular. Kalau dia kebal, ya, dia (anak) tidak akan tertular. Kalau anak kebal, sudah diimunisasi, anti HBs-nya cukup, itu sudah terprotektif dan Insyaallah tidak tertular," papar dr. Piprim.
"Jadi, tidak usah terlalu panik," tegasnya.
Sebagai informasi, berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013, 7,1 persen atau sekitar 18 juta penduduk Indonesia terinfeksi hepatitis B. Sementara, data Riskesdas 2019 menunjukkan prevalensi hepatitis B kronik di Indonesia sebanyak 24 juta penduduk. Pada 2022, kasus bayi hepatitis B cukup memprihatinkan.
"Pada tahun 2022 terdapat 50.744 ibu hamil positif hepatitis B. Dari jumlah ibu hamil itu, 35.757 bayi lahir dari ibu yang dinyatakan positif hepatitis B," ungkap Juru Bicara Kemenkes, dr. Mohammad Syahril dalam konferensi pers daring, Selasa (19/5/2023).
Kemenkes menyebutkan bahwa setelah imunisasi Hb0 dan HBg kurang dari 24 jam, sebanyak 27 persen atau sekitar 9.239 bayi yang dites HBsAG (tes hepatitis B) pada usia 9-12 bulan, ternyata 135 bayi positif hepatitis B.
Bayi hepatitis B saat lahir tertular dari ibu yang positif hepatitis B. Dilansir dari CDC, virus memang paling sering menular dari ibu ke bayi saat proses persalinan pervaginam atau operasi caesar (c-section).
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada 21.000 Kasus Penyakit Raja Singa pada Anak, Ini Pemicunya
