Terungkap Alasan Raja Charles Memiliki Semua Angsa di Inggris
Jakarta, CNBC Indonesia - Raja Charless III baru saja dinobatkan sebagai pemimpin kerajaan Inggris. Usai kepergian mendiang Ratu Elizabeth II pada 2022 lalu, Raja Charles mendapat sejumlah warisan. Sebagai bagian dari pengalihan kekuasaan, Raja Charless III mewarisi sejumlah kepemilikan seperti tanah, harta kekayaan, hingga sejumlah angsa negara.
Secara teknis, pemimpin Kerajaan Inggris tidak secara otomatis memiliki semua angsa di negara tersebut. Namun, berdasarkan hukum di Inggris, semua angsa putih tanpa tanda kepemilikan di Inggris dan Wales adalah milik Kerajaan.
"Raja memiliki hak untuk mengklaim setiap angsa yang berenang di perairan terbuka, tanpa tanda, jika dia menginginkannya," kata David Barber, yang bekerja untuk Ratu Elizabeth selama sekitar 30 tahun sebagai penanda angsa, seperti dikutip dari Reuters.
Kepemilikan angsa sudah ada sejak abad pertengahan, ketika unggas tersebut dianggap sebagai makanan lezat.
"Angsa kemudian menjadi sumber makanan yang sangat penting dan disajikan di jamuan makan dan pesta, benar-benar untuk orang kaya," lanjutnya.
Pada awal abad ke-15 M, memelihara angsa menjadi simbol status bagi aristokrasi. Banyak bangsawan memelihara unggas tersebut untuk memamerkan ketenaran dan kekayaan mereka. Saat ini, tradisi memelihara angsa hampir tidak ada hubungannya dengan jamuan makan besar.
"Seiring berjalannya waktu, banyak orang memiliki angsa. Mahkota kerajaan memberi hak kepada raja/ratu hak untuk memilikinya. Dan mereka juga punya burung cygnet muda yang dipelihara dan digemukkan untuk pesta Natal. Tentu saja, angsa tidak lagi dimakan pada masa kini, mereka dipelihara untuk konservasi dan pendidikan," kata Barber.
Meski angsa tak lagi menjadi hidangan lezat di Istana, Kerajaan Inggris tetap menjalankan tradisi menghitung jumlah angsa yang mereka pelihara. Tradisi tahunan di musim panas ini sudah dilakukan selama 800 tahun. Ada tiga tim yang bertugas menangkap angsa jenis Cygnus olor, yang disebut lebih pendiam dibandingkan angsa lainnya.
Ketiga tim menyisir Sungai Thames untuk mencari dan menangkap kawanan angsa liar, yang kemudian dilabeli lalu dilepasliarkan kembali. Tradisi ini dimulai sejak abad ke-12. Saat itu keluarga Kerajaan Inggris disebut memiliki hak untuk memelihara seluruh flora dan fauna yang berhabitat di tanahnya.
(hsy/hsy)