Senam Perut Bisa Ngurusin Badan, Aman Nggak Ya?

Anisa Sopiah, CNBC Indonesia
11 March 2023 11:45
Ilustrasi Senam Kebugaran. Ist
Foto: Ilustrasi Senam Kebugaran. Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Senam perut akhir-akhir ini menjadi kegemaran banyak orang. Aktivitas yang satu ini langsung menjadi tren di media sosial setelah sejumlah orang mengungkapkan testimoni penurunan berat badan dan perubahan bentuk tubuh yang signifikan.

Melansir dari health.detik.com, terdapat satu akun yang telah memiliki pengikut 1 juta pengguna di media sosial yang sering membagikan video mengenai tren senam perut ini. Melalui video-videonya perempuan tersebut berhasil menurunkan berat badannya dari 130 kg menjadi 65 kg.

Namun, meskipun olahraga ini diyakini mampu menurunkan berat badan, sejumlah orang bertanya apakah olahraga ini aman dilakukan?

Spesialis penyakit dalam konsultan gastroentero-hepatologi di RU Brawijaya Depok dr Aru Ariadno,SpPD KGEH, FINASIM, mengatakan ternyata ada resiko gangguan perut yang dapat terjadi bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit tertentu apabila melakukan gerakan tersebut.

"Gerakan-gerakan seperti itu tidak akan mengakibatkan gangguan di perut sepanjang tidak

ada kelainan di perut, seperti hernia, bekas operasi atau kelainan otot dan tulang," kata dr Aru Ariadno, dikutip dari detikcom, Minggu (11/3/2023).

Dalam penjelasannya, dr Aru mengingatkan bagi mereka yang ingin melakukan olahraga ini penting untuk jarak antara waktu olahraga dan waktu makan. Paling tidak, jarak waktu tersebut diberikan selama 2 jam untuk mencegah kemungkinan terjadinya gangguan perut, seperti asam lambung.

"Untuk asam lambung juga tidak akan menyebabkan gangguan sepanjang dikerjakan jangan setelah makan," jelasnya.

"Biasanya dibatasi dua jam setelah makan baru boleh berolahraga sebagaimana olahraga lainnya" tambahnya.

Peringatan juga disampaikan oleh Dokter spesialis kesehatan olahraga dari RS Columbia Asia dr Andhika Raspati, SpKO. Ia mengatakan masyarakat perlu memperhatikan kemungkinan resiko cedera akibat gerakan hentakan yang terlalu keras.

"Di situ kan banyak hentakan, banyak gerakan di daerah pinggul yang menghentak-hentak, ini mungkin kurang cocok untuk orang yang punya masalah di daerah pinggang atau pinggul, misalnya ada gangguan tulang belakang atau saraf pinggang, itu mungkin bisa menjadi masalah," kata dr Andhika dikutip dari detikcom, Minggu (11/3/2023).

"Meskipun sekarang tidak ada keluhan, tapi kalau ada kelemahan otot atau ketidakstabilan tulang belakang yang tidak bergejala, nah ini takutnya kalau dia terlalu banyak menghentak, terutama awal-awal, dia bisa merasa nyeri," lanjutnya.

Oleh karena itu, dr Andhika menyarankan bagi mereka yang ingin berolahraga dapat memilih olahraga yang resiko cederanya lebih rendah. Menurutnya, semua olahraga sebenarnya dapat membantu menurunkan berat badan selama memperhatikan keseimbangan asupan kalori.

"Kalau untuk pemula, bisa ambil yang simple dan tidak banyak hentakan, misalnya jalan pagi, jalan cepat, bersepeda santai," jelas dr Andhika.

"Atau kalau mau yang seru-seruan di kelas, ya banyak senam-senam aerobik yang tidak terlalu menghentak seperti itu. Jadi dipilih yang low impact aerobic exercise juga banyak, manfaatnya juga bagus tanpa harus banyak hentakan seperti itu," pungkasnya.


(Anisa Sopiah/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Posisi Tidur Terbaik buat Kesehatan, Miring Kanan atau Kiri?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular