
2 Menteri Urus PSSI, Sebegitu Penting Sepak Bola Pak Jokowi?

Dalam sejumlah kesempatan, Jokowi kerap menyampaikan kalau pemerintah tidak akan melakukan intervensi apa pun kepada PSSI. Tetapi yang paling penting, menurut kepala negara, ada sebuah perubahan atau reformasi total sehingga sepak bola Indonesia bisa maju.
"Mau apa dalam 50 tahun, mau apa dalam 25 tahun? Nanti kalau pas minggu depan kelihatannya akan ketemu, akan saya tanyakan itu. Sudah ada peta jalannya belum? Ada targetnya belum? Untuk mencapai target itu, apa yang dilakukan? Semuanya harus terencana secara detail, kalau mau sepak bola kita maju," ujar Jokowi.
"Tapi yang kedua, yang paling penting juga, yang kedua, pembangunan infrastrukturnya harus memang ada. Kita kan sampai sekarang enggak punya. Basecamp yang memiliki, saya waktu omong-omong dengan Shin Tae Yong, butuh lima lapangan dalam satu lokasi, ada penginapan, ada kolam renangnya untuk olahraga pemain-pemainnya," lanjutnya.
Erick pun sudah menggelar serangkaian rapat dan pertemuan dalam menata sepak bola nasional. Rapat pertama exco PSSI pun digelar pada Sabtu (18/2/2023)
"Hari ini adalah rapat exco yang kedua setelah kemarin Kongres. Kami membahas Internasional Friendy Match yang sedang berlangsung, peristiwa suporter di Semarang. Untuk itu, PSSI memutuskan membentuk komite adhoc untuk suporter," kata Erick seperti dilansir laman resmi PSSI.
"Mengapa keputusannya ada komite adhoc suporter? Karena isu dari transformasi sepak bola harus melibatkan juga suporter. Jadi kita harus ada keseriusan. Dan surat FIFA yang dikirimkan kepada tentu kita semua waktu itu, salaah satunya pun ada bicara suporter. Kita harus memastikan suporter bisa pulang ke rumah dengan selamat. Tetapi kita juga mengetuk hati para suporter kalau transformasi sepak bola kita mau bagus mereka pun harus menjadi bagian yang bertanggung jawab untuk perbaikan sepak bola Indonesia," tambahnya.
Erick menjelaskan bahwa PSSI juga memutuskan membentuk Komite Adhoc Infrastruktur. Hal itu sejalan dengan rencana PSSI membuat training center.
"Insya Allah minggu depan kita akan mengirimkan tim untuk mulai melihat tanahnya. Ini bagian komitmen PSSI membangun training center bersama, tidak hanya pendanaan dari FIFA yang kemarin mereka sudah bilang komitmen untuk membantu pada saat kita makan siang sama mereka, tapi kita juga akan coba mencarikan pembiayaan lainnya. Insya Allah kalau memang kita serius, tahun depan training center ini sudah paling tidak punya empat lapangan latihan dan mungkin juga tempat pemusatan latihan para atlet," kata Erick.
Terakhir, rapat juga memastikan pembentukan Badan Tim Nasional (BTN). Hal itu sejalan dengan mimpi besar timnas bertarung di Piala Dunia.
"Kalau negara lain seperti India sudah punya blue print 2023-2047, kita juga tidak boleh ketinggalan. Karena itu salah satunya, BTN punya blue print jangka panjang bagaimana persiapan timnas," ujar Erick.
Sehari berselang, Erick mengadakan pertemuan dengan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit. Dalam keterangan pers, dia menegaskan keinginannya membabat habis mafia sepak bola.
Menurut Erick, praktik mafia sepak bola harus diganjar sanksi tegas secara hukum. Oleh karena itu, Erick menggandeng Polri dengan instrumen yang dimilikinya untuk mengungkap sekaligus menyeret oknum mafia ke jeruji besi.
"Kita vonis kartu merah untuk para mafia bola. Sepak bola kita sulit berkembang selama mafia pengatur skor belum kita tendang," ujar Erick dalam keterangan pers di media center Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu (19/2/2023).
Dalam kesempatan itu, Erick bertemu Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo untuk segera menyusun langkah tegas dalam misi menyeret mafia ke jalur hukum. Erick menegaskan, dari otak hingga pembantu aktor mafia sepakbola akan diproses tegas.
Selain pidana, ancaman larangan berkecimpung di sepak bola seumur hidup akan dijatuhkan PSSI.
"Akarnya yang perlu kita cabut, dan kita tidak boleh takut! Hukumannya bertingkat. Tapi kalau perlu, seumur hidup diblacklist dari sepakbola, biar jera. Posisi saya tegas: tumpas mafia pengatur skor sampai tuntas," kata Erick.
Demi menjerat para pelaku atur skor, Erick pun telah menyiapkan langkah reaktif sekaligus proaktif. Dengan menggandeng Polri, PSSI akan membentuk sistem yang mencegah atur skor.
"Saya siap bekerja sama dengan Pak Listyo Sigit untuk mengobati borok dalam sistem yang sakit. Jadi bukan sekedar basa-basi di permukaan kulit," ujarnya.
Menurut Erick, fair play dan sportsmanship bukan cuma untuk mereka yang ada di lapangan. Tapi juga untuk seluruh insan dalam ekosistem sepakbola kita.
Rule of the game, kata Erick, harus konsisten diterapkan.
"Tidak ada ruang bagi mafia yang bikin sepakbola kita jadi pecundang. Saya siap keluarkan kartu merah bagi para mafia bola," ujarnya.
[Gambas:Video CNBC]