2 Menteri Urus PSSI, Sebegitu Penting Sepak Bola Pak Jokowi?

Muhammad Iqbal & Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
20 February 2023 06:00
Konferensi pers PSSI dan Polri
Foto: Dokumentasi Twitter Erick Thohir

Jakarta, CNBC Indonesia - Momen besar tercipta di kancah sepak bola tanah air pekan lalu. Kongres Luar Biasa Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia yang digelar di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (16/2/2023), menetapkan Erick Thohir sebagai ketua umum PSSI periode 2023-2027.

Erick yang juga Menteri BUMN itu menggantikan posisi Mochamad Iriawan yang habis masa jabatannya.



Tidak hanya ketua umum, KLB PSSI juga memilih dua wakil ketua umum dan 12 exco. Sorotan tentu mengarah kepada wakil ketua umum I yang diduduki Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali.

Dengan demikian, terdapat dua menteri aktif yang duduk di kepengurusan PSSi periode 2023-2027. Lantas, bagaimana tanggapan wakil rakyat terkait fakta tersebut?

Ketua Komisi X DPR dari Fraksi Partai Kebangkita Bangsa Syaiful Huda menyebut Jokowi bisa memberikan penilaian terhadap kinerja dua menteri yang merangkap jabatan itu.

"Tentu kita kembalikan ke presiden ya, apakah dengan jabatan baru 2 menteri ini mengganggu kinerja atau tidak. Karena memang ini betul-betul subjektivitas presiden untuk mengukur, memastikan apakah yang bersangkutan perlu mundur atau tidak," kata Huda kepada wartawan, Sabtu (18/2/2023).

Huda mengatakan para anggota Komisi X sempat bertanya kepada Amali terkait pencalonannya sebagai waketum PSSI. Amali pun disebut telah memberikan penjelasan.

"Saya kira jawaban pak menpora saya setuju. Jadi kalau nanti seandainya dia terpilih dan akhirnya dia terpilih sebagai waketum beliau akan langsung menghadap presiden, meminta arahan dari presiden," tutur Huda.

"Karena secara fatsun beliau sebagai menpora kan membawahi semua cabang olahraga, sementara sebagai wakil ketua umum PSSI beliau berarti beliau hanya ngurusi terkait sepakbola, padahal posisi beliau sebagai menpora mengurusi semua cabang olahraga. Terkait itu memang pak menteri akan minta arahan dari presiden," lanjutnya dikutip detik.com.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Dede Yusuf mengucapkan selamat atas amanah yang diemban Erick dan Amali. Rangkap jabatan turut jadi sorotan Dede.

"Tentu bahwa perlu ada skala prioritas nantinya, antara jabatan yang dirangkap. Tinggal bagaimana nanti caranya membagi konsentrasi prioritas. Apalagi Presiden telah memberikan izin," katanya kepada wartawan, Sabtu (18/2/2023), seperti dikutip detik.com.

"Jadi bagi saya harusnya, jika dua orang pembantu terbaik presiden yang turun mengurus PSSI, maka tidak akan boleh lagi terjadi kekisruhan di dunia persepakbolaan apalagi ada yang namanya mafia sepakbola," tutur dia.

Mengenai masalah kepantasan, tutur Dede, adalah urusan mekanisme di internal PSSI. Dia mengingatkan statuta FIFA agar pemerintah tidak campur tangan dengan federasi sepakbola.

Ditemui selepas menghadiri acara Puncak Hari Lahir Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ke-50 Tahun 2023 di Sriwijaya Hall ICE, BSD City, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, 17 Februari 2023, Presiden Joko Widodo tidak terlalu mempersoalkan rangkap jabatan Erick dan Amali.

"Yang paling penting semuanya bisa mengatur waktunya, karena kita kan juga tahu. Pak Basuki (Menteri PUPR Basuki Hadimuljono) itu juga menjadi Ketua Dayung, bisa. Pak Airlangga (Menko Perekonomian Airlangga Hartarto) juga jadi Ketua Wushu, bisa. Pak Luhut (Menko Marves Luhut BInsar Pandjaitan) juga jadi Ketua PASI, bisa. Pak Prabowo (Menteri Pertahanan Prabowo Subianto) juga jadi Ketua Pencak Silat, bisa," ujarnya.

"Ini urusan manajemen, jadi manajemen waktu, manajemen mengatur organisasinya, manajemen perencanaannya. Ini masalah manajemen," lanjutnya.

Jokowi enggan berkomentar apakah akan ada reshuffle kabinet usai peristiwa ini. Terlepas dari ada kritikan perihal rangkap jabatan para menteri.

"Tadi kan sudah saya sampaikan," kata Jokowi.


Dalam sejumlah kesempatan, Jokowi kerap menyampaikan kalau pemerintah tidak akan melakukan intervensi apa pun kepada PSSI. Tetapi yang paling penting, menurut kepala negara, ada sebuah perubahan atau reformasi total sehingga sepak bola Indonesia bisa maju.

"Mau apa dalam 50 tahun, mau apa dalam 25 tahun? Nanti kalau pas minggu depan kelihatannya akan ketemu, akan saya tanyakan itu. Sudah ada peta jalannya belum? Ada targetnya belum? Untuk mencapai target itu, apa yang dilakukan? Semuanya harus terencana secara detail, kalau mau sepak bola kita maju," ujar Jokowi.

"Tapi yang kedua, yang paling penting juga, yang kedua, pembangunan infrastrukturnya harus memang ada. Kita kan sampai sekarang enggak punya. Basecamp yang memiliki, saya waktu omong-omong dengan Shin Tae Yong, butuh lima lapangan dalam satu lokasi, ada penginapan, ada kolam renangnya untuk olahraga pemain-pemainnya," lanjutnya.

Erick pun sudah menggelar serangkaian rapat dan pertemuan dalam menata sepak bola nasional. Rapat pertama exco PSSI pun digelar pada Sabtu (18/2/2023)

"Hari ini adalah rapat exco yang kedua setelah kemarin Kongres. Kami membahas Internasional Friendy Match yang sedang berlangsung, peristiwa suporter di Semarang. Untuk itu, PSSI memutuskan membentuk komite adhoc untuk suporter," kata Erick seperti dilansir laman resmi PSSI.

"Mengapa keputusannya ada komite adhoc suporter? Karena isu dari transformasi sepak bola harus melibatkan juga suporter. Jadi kita harus ada keseriusan. Dan surat FIFA yang dikirimkan kepada tentu kita semua waktu itu, salaah satunya pun ada bicara suporter. Kita harus memastikan suporter bisa pulang ke rumah dengan selamat. Tetapi kita juga mengetuk hati para suporter kalau transformasi sepak bola kita mau bagus mereka pun harus menjadi bagian yang bertanggung jawab untuk perbaikan sepak bola Indonesia," tambahnya.

Erick menjelaskan bahwa PSSI juga memutuskan membentuk Komite Adhoc Infrastruktur. Hal itu sejalan dengan rencana PSSI membuat training center.

"Insya Allah minggu depan kita akan mengirimkan tim untuk mulai melihat tanahnya. Ini bagian komitmen PSSI membangun training center bersama, tidak hanya pendanaan dari FIFA yang kemarin mereka sudah bilang komitmen untuk membantu pada saat kita makan siang sama mereka, tapi kita juga akan coba mencarikan pembiayaan lainnya. Insya Allah kalau memang kita serius, tahun depan training center ini sudah paling tidak punya empat lapangan latihan dan mungkin juga tempat pemusatan latihan para atlet," kata Erick.

Terakhir, rapat juga memastikan pembentukan Badan Tim Nasional (BTN). Hal itu sejalan dengan mimpi besar timnas bertarung di Piala Dunia.


"Kalau negara lain seperti India sudah punya blue print 2023-2047, kita juga tidak boleh ketinggalan. Karena itu salah satunya, BTN punya blue print jangka panjang bagaimana persiapan timnas," ujar Erick.



Sehari berselang, Erick mengadakan pertemuan dengan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit. Dalam keterangan pers, dia menegaskan keinginannya membabat habis mafia sepak bola. 


Menurut Erick, praktik mafia sepak bola harus diganjar sanksi tegas secara hukum. Oleh karena itu, Erick menggandeng Polri dengan instrumen yang dimilikinya untuk mengungkap sekaligus menyeret oknum mafia ke jeruji besi.

"Kita vonis kartu merah untuk para mafia bola. Sepak bola kita sulit berkembang selama mafia pengatur skor belum kita tendang," ujar Erick dalam keterangan pers di media center Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu (19/2/2023).

Dalam kesempatan itu, Erick bertemu Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo untuk segera menyusun langkah tegas dalam misi menyeret mafia ke jalur hukum. Erick menegaskan, dari otak hingga pembantu aktor mafia sepakbola akan diproses tegas.

Selain pidana, ancaman larangan berkecimpung di sepak bola seumur hidup akan dijatuhkan PSSI.

"Akarnya yang perlu kita cabut, dan kita tidak boleh takut! Hukumannya bertingkat. Tapi kalau perlu, seumur hidup diblacklist dari sepakbola, biar jera. Posisi saya tegas: tumpas mafia pengatur skor sampai tuntas," kata Erick.

Demi menjerat para pelaku atur skor, Erick pun telah menyiapkan langkah reaktif sekaligus proaktif. Dengan menggandeng Polri, PSSI akan membentuk sistem yang mencegah atur skor.

"Saya siap bekerja sama dengan Pak Listyo Sigit untuk mengobati borok dalam sistem yang sakit. Jadi bukan sekedar basa-basi di permukaan kulit," ujarnya.

Menurut Erick, fair play dan sportsmanship bukan cuma untuk mereka yang ada di lapangan. Tapi juga untuk seluruh insan dalam ekosistem sepakbola kita.

Rule of the game, kata Erick, harus konsisten diterapkan.

"Tidak ada ruang bagi mafia yang bikin sepakbola kita jadi pecundang. Saya siap keluarkan kartu merah bagi para mafia bola," ujarnya.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular