
Unik Banget, India Usul Ubah Valentine Jadi Hari Memeluk Sapi

Jakarta, CNBC Indonesia - Selama berabad-abad, sapi dianggap hewan suci oleh mayoritas penduduk Hindu di India. Mamalia itu dipandang sebagai simbol bumi dan dewa.
Begitu dihormatinya, pihak berwenang di India mengusulkan untuk mengubah nama Hari Valentine menjadi Hari Memeluk Sapi. Tujuan dari hal ini untuk mempromosikan nilai-nilai Hindu dengan lebih baik dan menggantikan Valentine yang dianggap berasal dari kultur Barat.
Mengutip laporan CNN, deklarasi 14 Februari sebagai Hari Pelukan Sapi pertama kali disampaikan dalam sebuah pernyataan dari Dewan Kesejahteraan Hewan India, yang menyebut sapi sebagai tulang punggung budaya India dan ekonomi pedesaan.
![]() Umat Hindu India (AP Photo/Rajesh Kumar Singh) |
"Sapi adalah pemberi segalanya yang menyediakan kekayaan bagi umat manusia karena sifatnya yang bergizi," kata badan hukum yang memberi nasihat kepada Kementerian Perikanan, Peternakan, dan Perah India.
Dorongan untuk memeluk sapi adalah bagian dari upaya untuk mempromosikan Weda atau tradisi suci Hindu, yang diklaim telah terkikis oleh pengaruh Barat.
"Tradisi Weda hampir di ambang kepunahan karena kemajuan budaya (Barat) dari waktu ke waktu. Kekaguman terhadap peradaban barat telah membuat budaya dan warisan fisik kita hampir terlupakan," kata pernyataan itu.
Berbicara kepada wartawan tentang Hari Peluk Sapi, anggota parlemen BJP Giriraj Singh menyatakan dukungannya atas rencana pemerintah tersebut.
"Sapi harus dipeluk. Kita harus mencintai dan memeluk sapi itu," paparnya.
Namun langkah tersebut tampaknya menjadi bumerang. Hari Valentine yang diganti Hari Pelukan Sapi dari pemerintah India banyak mendapat olokan dari rakyatnya sendiri.
Selama berhari-hari, media telah mengejek rencana pemerintah, menerbitkan kartun satir yang menunjukkan sapi melarikan diri dari pria.
Seorang pembaca berita di salah satu saluran berita berbahasa Inggris terkemuka India, NDTV, bahkan terekam mencoba memeluk beberapa ekor sapi, yang tampaknya memberontak.
Hanya dalam waktu seminggu setelah deklarasi Hari Memeluk Sapi, usulan tersebut tampaknya telah dibatalkan.
Ilmu tentang Sapi
Ini bukan pertama kalinya pemerintah India membuat kebijakan yang menggelikan tentang sapi. Perlu diketahui, membunuh atau memakan sapi dianggap dosa oleh banyak umat Hindu India, yang populasinya sekitar 80% dari 1,3 miliar penduduk India.
Penjualan dan penyembelihan sapi dilarang di sebagian besar negara. Bahkan, hewan tersebut sering dibiarkan berkeliaran bebas di jalan-jalan sehingga pengendara harus berhati-hati agar tidak menabrak mereka.
Sebuah badan perlindungan sapi, yang dikenal sebagai Rashtriya Kamdhenu Aayog (RKA), didirikan pada 2019 oleh Kementerian Perikanan, Peternakan, dan Perah.
Dua tahun kemudian, RKA terpaksa menunda ujian nasional "ilmu tentang sapi" tanpa batas waktu setelah kurikulum tersebut memicu kritik luas atas klaimnya yang tidak ilmiah tentang hewan tersebut.
Di antara beberapa klaim yang belum terbukti, ada panduan studi setebal 54 halaman menyatakan bahwa aktivitas pemotongan sapi skala besar menyebabkan gempa bumi.
Sapi jadi hewan politik
Menyusul naiknya Perdana Menteri Narendra Modi ke tampuk kekuasaan pada tahun 2014 di tengah gelombang nasionalisme Hindu, hewan tersebut juga semakin dipolitisasi.
Para kritikus mengatakan pemujaan sapi telah digunakan sebagai alat untuk mengintimidasi, melecehkan, dan bahkan membunuh umat Islam, yang mereka tuduh dalam beberapa kasus tidak menghormati hewan mamalia tersebut.
Menurut Human Rights Watch, kejahatan main hakim sendiri terhadap sapi di India telah diabaikan atau ditutup-tutupi oleh pihak berwenang sejak Modi menjabat.
Selama kampanye pemilihan Modi pada 2014, dia berjanji untuk mengakhiri "revolusi merah jambu" yakni ungkapan yang dia gunakan untuk menggambarkan penyembelihan ternak.
Pada 2017, rangkaian foto dari fotografer dan aktivis Sujatro Ghosh yang menggambarkan perempuan India mengenakan topeng sapi menjadi viral di media sosial. Serangkaian gambar itu dimaksudkan untuk menggambarkan masyarakat di mana sapi lebih dihargai daripada perempuan.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wow! Warga Amerika Belanja Rp 390 Triliun di Hari Valentine