Bos Dengerin Nih! Ini Tip-Tip Biar Generasi Z Rajin Ngantor

Muhammad Azwar, CNBC Indonesia
09 February 2023 15:10
Ilustrasi aktifitas pekerja kantor (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi aktifitas pekerja kantor (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
  • Perusahaan kembali memberlakukan kebijakan work from office sejalan dengan melandainya kasus Covid-19
  • Generasi Z mulai merasa asing dengan budaya 'ngantor'
  • Generasi Z perlu dilibatkan dalam kegiatan kantor agar bisa lebih akrab dengan karyawan lain

Jakarta, CNBC Indonesia - Generasi Z kerap digambarkan sebagai individu yang alergi terhadap kegiatan bersama. Mereka juga lebih senang bekerja dari rumah tanpa harus ikut kegiatan bareng usai bekerja.

Generasi Z adalah mereka yang lahir antara 1996-2009. Saat memulai kerja, banyak dari mereka yang sudah langsung menikmati kebijakan work from home (WFH) karena pandemi Covid-19.

Generasi Z yang sudah bekerja secara jarak jauh selama beberapa tahun, mungkin asing dengan ide acara seru-seruan setelah jam kantor. Sebut saja karaokean bareng dengan rekan kerja melepas penat setelah menjalankan tugas seharian atau mengisi perut yang keroncongan ke festival jajanan terdekat.

Seiring melandainya kasus Covid-19, perusahaan mulai memberdayakan karyawan untuk kembali kerja dari kantor.

Ritual kerja bersama dan di kantor dinilai penting bagi karyawan untuk membangun hubungan antar sesama dan menciptakan ikatan profesional.

Pandemi memang berhasil mentransformasi banyak pekerjaan menjadi online dan pertemuan dengan rekan kerja bisa dilakukan secara virtual, Sebagian dari mereka ada yang tetap melanjutkan kerja WFH atau memilih pindah kerja.

Hal ini menyebabkan banyak Generasi Z merasa kesepian dan menganggap kembalinya kegiatan work from office (WFO) sebagai solusi.

Senior partner McKinsey, Bill Schaninger, dalam episode podcast McKinsey Talks Talent, mengatakan konsep berkumpul dapat menggambarkan budaya kantor dan juga dapat menunjukkan jati diri rekan kerja.

"Apabila dilakukan dengan inklusif dan memiliki makna, ritual ini dapat membantu para karyawan merasa memiliki tujuan dan terhubung dengan rekan kerja, yang akan membantu mengurangi depresi, anxiety, dan meminimalisir keinginan untuk resign," tuturnya.

Namun, bagi generasi Z yang belum pernah mengikuti kegiatan bersama, hal ini mungkin terasa asing dan menakutkan.

Penting untuk memberitahu bahwa ritual nongkrong bareng ini bersifat opsional untuk membujuk Gen-Z agar berpartisipasi dalam kegiatan bersama

Perlu juga memberitahu mereka jika kegiatan bersama memiliki tujuan untuk membantu membangun hubungan profesional yang baik.

Untuk membuat mereka tertarik, tidak semua kegiatan harus dilakukan di kantor.

Beberapa kegiatan atau keperluan dapat dilakukan secara jarak jauh, seperti email mingguan atau pesan langsung tentang performa kerja atau rapat.

Namun beberapa kegiatan perlu diadakan secara tatap muka agar lebih bermakna, Contoh sederhananya saja seperti menyambut anggota tim baru atau merayakan promosi kenaikan jabatan. Acara-acara seperti yang disebutkan bisa menjadi bagian dari agenda di kantor.

Generasi Z juga dapat menawarkan ide mereka sendiri dan bahkan bertanggung jawab untuk merencanakan kegiatan seru setelah jam kerja. Ini akan membuat kerjaan di kantor lebih menyenangkan dan membantu membangun kerjasama tim.

Intinya, kembalinya ritual kerja seperti acara jam kerja bersama membantu karyawan, terutama generasi Z, untuk merasa terhubung dengan rekan kerja dan memiliki tujuan di luar pekerjaan sehari-hari.

Jika dilakukan dengan baik, hal ini dapat membantu membangun ikatan profesional yang kuat dan membantu mereka merasa lebih terintegrasi dalam lingkungan kerja.

Penting untuk diingat bahwa kegiatan informal setelah jam kerja juga harus bersifat opsional, bukan wajib. Maksudnya agar tidak ada unsur paksaan dan membantu membuat kegiatan lebih menyenangkan.


(mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gais, Era WFH Fleksibel Akan Segera Berakhir, Ini Buktinya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular