Swiss Negara Indah, Tapi Banyak Anak Muda Terlilit Utang

Jakarta, CNBC Indonesia - Tidak ada negara yang sempurna. Bahkan, Swiss, negara yang sering dipuji karena keindahan, kebersihan, hingga indeks kebahagiaannya, tetap memiliki sisi negatif.
Salah satu sisi kelam dari Negeri Keju ini adalah fakta bahwa iuran asuransi yang mahal membuat sejumlah warganya sampai terlilit utang.
Setiap orang di Swiss, tanpa terkecuali, wajib membayar iuran asuransi kesehatan. Namun, malangnya, hal ini banyak memberatkan warga. Bahkan, seseorang akan dianggap memiliki utang dan akan terus ditagih jika tidak membayarnya.
![]() |
Dilansir dari Swiss Info, biaya asuransi kesehatan wajib di Swiss rata-rata meningkat hingga 6,6 persen pada 2023. Angka kenaikan tersebut menjadi yang tertinggi sejak 2010.
Rata-rata premi asuransi di Swiss akan meningkat menjadi 335 CHF atau sekitar Rp5,4 juta perbulan. Bagi orang dewasa, biaya premi asuransi per bulannya adalah 397 CHF atau sekitar Rp6,4 juta.
Menurut laporan salah satu media Swiss, Le News, seseorang yang telah berusia 18 tahun sudah diwajibkan untuk membayar asuransi. Bila ada orang tua yang tidak membayar asuransi maka tagihan akan dialihkan kepada anaknya yang telah berusia 18 tahun.
Salah satu perusahaan asuransi di Swiss mengaku secara otomatis akan memberikan peringatan pembayaran dan mengejar secara hukum kepada orang berusia 18 tahun bila mereka tidak membayar asuransi.
Salah satu ahli hukum di Swiss, Claudia Odermatt mengungkapkan bahwa banyak anak-anak muda di Swiss yang mewarisi dan harus menanggung utang asuransi orang tuanya. Tidak tanggung-tanggung, utang-utang tersebut umumnya bernilai 10 ribu CHF atau sekitar Rp162 juta hingga 24 ribu CHF atau sekitar Rp389 juta.
Ketika seseorang memiliki utang, hal itu bisa menghalangi dia untuk mendapatkan pekerjaan hingga menyewa rumah.
[Gambas:Video CNBC]
10 Sisi Kelam Kehidupan di Korea Selatan, Tak Seindah Drakor
(hsy/hsy)