Pernah Masuk Forbes, CEO Startup Ini Diduga Penipu Ulung

Firda Dwi, CNBC Indonesia
15 January 2023 21:15
Charlie Javice (Bloomberg via Getty Images)
Foto: Charlie Javice (Bloomberg via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Namanya Charlie Javice. Dia adalah CEO startup fintech bernama Frank yang menerima suntikan dana dari JP Morgan. Perusahaan fintech yang didirikan Javice bertujuan untuk mempercepat dan mempermudah proses pengajuan pinjaman pendidikan bagi mahasiswa di Amerika Serikat.

Berkat 'kesuksesan' perusahaannya, nama Charlie Javice pernah masuk dalam daftar bergengsi Forbes 30 Under 30. Namun belakangan diketahui bahwa dia kemungkinan besar adalah seorang penipu ulung.

JP Morgan Chase lalu menggugat Javice karena telah 'merampok' dana akuisisi dari investor senilai lebih dari Rp2 triliun!

Mengutip Forbes, investor utama Frank adalah Crunchbase. Perusahaan ini juga mendapat suntikan dana dari miliarder terkemuka Marc Rowan dan pendukung ventura terkemuka termasuk Aleph, Chegg, Reach Capital, Gingerbread Capital, dan SWAT Equity Partners.

Namun ternyata suntikan dana itu justru disalahgunakan oleh pendirinya, Javice.

Perempuan berusia 30 tahun ini diduga telah membuat daftar pelanggan palsu untuk 4.2 juta mahasiswa yang sebenarnya fiktif. Pada kenyataannya, menurut gugatan yang diajukan akhir tahun lalu di Pengadilan Distrik AS di Delaware, jumlah subscriber Frank kurang dari 300.000 akun pada saat itu.

Setelah menciptakan pengguna palsu, Javice lalu mengajukan daftar tersebut ke JP Morgan untuk mendapat pendanaan senilai US$175 juta atau lebih dari Rp2,6 triliun!

"Javice pertama kali menolak permintaan JPMC, dengan alasan bahwa dia tidak dapat membagikan daftar pelanggannya karena masalah privasi," tulis keluhan JPMorgan Chase, dilansir Forbes, dikutip Minggu (15/1/2023).

Adapun, pada minggu yang sama, JP Morgan mengajukan gugatan terhadap Javice, namun Javice justru mengajukan gugatan balik terhadap JP Morgan. Hal itu dilakukan untuk menyangkal jutaan kompensasi yang harus dia bayar.

Chief Growth Officer Frank, Olivier Amar juga ikut digugat oleh JP Morgan. Dia dituduh bersama Javice meminta seorang insinyur terkemuka di Frank untuk membuat daftar pelanggan palsu.

Javice lulus dari Wharton di University of Pennsylvania dan pernah masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 di bidang keuangan pada tahun 2019. Kepada Forbes, dia mengklaim bahwa Frank telah membantu 300.000 siswa untuk mengajukan permohonan bantuan keuangan untuk pendidikan. 

Selain itu, melansir Insider, Javice mengklaim bahwa dirinya sebagai pengusaha yang berhasil mencetak rekor.

"Saya membangun bisnis dan mengumpulkan dana dari perguruan tinggi, menolak pekerjaan keuangan, meskipun saya diberitahu bahwa saya akan gagal karena saya tidak memiliki pengalaman bisnis," katanya kepada Insider pada tahun 2021, dikutip Minggu (15/1/2023).


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Daftar 10 Perempuan Terkaya di Dunia, Hartanya Unlimited!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular