CNBC Indonesia Research

Suku Bajo RI: Inspirasi Film Avatar, Angkat Isu Konservasi

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
23 December 2022 07:15
Dimas Saputra (10 tahun) bersiap meninggalkan rumahnya dengan perahu kesayangannya. Kehidupan suku Bajo sejak lahir hingga dewasa bergantung pada laut. Semuanya dilakukan di sana, mulai dari mencari makan hingga segala aktivitas kehidupan dilakukan di laut.
Foto: Dimas Saputra (10 tahun) bersiap meninggalkan rumahnya dengan perahu kesayangannya. Kehidupan suku Bajo sejak lahir hingga dewasa bergantung pada laut. Semuanya dilakukan di sana, mulai dari mencari makan hingga segala aktivitas kehidupan dilakukan di laut. (Gett/SOPA Images)

Kearifan Lokal Suku Bajo

Kearifan lokal merupakan suatu gagasan masyarakat setempat yang bernilai baik, berupa pandangan hidup, tata nilai, adat istiadat norma, biasanya bersimbolisasi mitos dan ritual.

Berdasarkan hasil Riset CNBC Indonesia, Suku Bajo ini berkaitan erat dengan laut dan fungsi laut sebagai tempat kehidupan, menggambarkan bahwa tata nilai, adat istiadat ataupun norma yang ada di dalamnya merupakan upaya bagi Suku Bajo dalam melindungi suatu kawasan.

Tubba Dikatutuang

Masyarakat Suku Bajo Desa menggantungkan hidupnya di laut. Masyarakat Suku Bajo sangat percaya jika terumbu karang rusak maka tidak akan ada ikan lagi. Oleh karena itu pada tahun 2006 Suku Bajo membuat kesepakatan bersama dengan tujuan dalam melindungi kawasan konservasi yaitu Tubba dikatutuang

Tubba Dikatutuang memiliki arti kata karang yang disayang. Orang tua terdahulu sudah memberikan pesan agar tempat yang disakralkan harus selalu dijaga dnegan baik kerena sumberdaya ikan yang ada di tempat tersebut sangat melimpah.

Jadi menurut mereka ada nilai kepercayaan Suku Bajo yang selaras dengan pengelolaan wilayah konservasi antara lain dilarang menangkap ikan di daerah konservasi dalam jumlah yang berlebihan

Selain itu, dilarang menangkap ikan yang sedang bertelur, dan pelarangan segala bentuk aktivitas penangkapan di daerah ini, pelarangan pembuangan jangkar karena akan merusak karang di lokasi Tuba, serta pelarangan penangkapan ikan yang dilindungi.

Hal ini dilakukan sebagai usaha untuk menjaga keseimbangan populasi dan regeneraasi spesies. Di tempat ini ada larangan-larangan yang telah disepekati untuk tidak mengelola hasil perikanan.

Sistem Parika

Parika merupakan suatu sistem kelembagaan yang sudah ada dalam kelompok nelayan Suku Bajo. Seorang Parika adalah seseorang yang memiliki kemampuan mistik yang lebih tinggi dibandingkan yang lain.

Parika juga dianggap sebagai penjaga, pengawal dan penasehat dalam menentukan daerah penangkapan dan waktu penangkapan ikan. Sistem parika ini berlangsung secara turun temurun di Suku Bajo dan sampai sekarang masih terus dilaksanakan.

Berdasarkan Jurnal penelitian yang dirangkum memang, sistem parika menjadi tradisi Suku Bajo yang bernilai konservasi yang di dalamnya ada kesepakatan bersama memberi batasan penangkapan dan memberikan ruang bagi ikan untuk bertelur dan beranak.

Orang Bajo memiliki keyakinan bahwa ada hukum alam yang akan langsung memberikan sanksi kepada nelayan apabila akan melakukan pelanggaran.

Suku Bajo memiliki keyakinan yang sangat kuat apabila melakukan pelanggaran di laut maka kapal mereka akan tenggelam di laut. Tersambar petir, hujan yang akan berlangsung secara terus menerus bahkan badai pun akan menghantam pemukiman masyarakat Suku Bajo, dan kapal akan tenggelam di laut.

Manusia Bajo diajarkan secara turun temurun dan para pendahulunya untuk memelihara alam, dengan tidak memasuki daerah-daerah yang dilarang dan tidak melakukan suatu perbuatan yang bisa menimbulkan kemarahan alam.

Itu sebabnya Suku Bajo ini begitu menarik bahkan di angkat menjadi salah satu inspirasi dalam Film Avatar 2 karena Kearifan Lokal Suku Bajo masih memegang peranan penting dalam pengelolaan kawasan konservasi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aum/aum)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular