Studi Terbaru: Otak Remaja Menua Lebih Cepat!

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
08 December 2022 20:20
Ilustrasi (Photo by jesse orrico on Unsplash)
Foto: Ilustrasi (Photo by jesse orrico on Unsplash)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah studi baru menemukan, otak remaja di Amerika Serikat (AS) secara fisik berubah sepanjang tahun pertama pandemi Covid-19 berlangsung, di mana kebanyakan dari mereka menua lebih cepat dari biasanya.

Tak hanya itu, peserta remaja yang diteliti juga melaporkan gejala kecemasan dan depresi yang lebih parah. Para ilmuwan menyebutnya sebagai masalah yang diinternalisasi, yang berarti perasaan sedih, rendah diri, dan ketakutan serta kesulitan mengatur emosi mereka.

Studi yang diterbitkan awal Desember 2022 di jurnal Biological Psychiatry: Global Open Science, adalah salah satu yang pertama melihat perubahan fisik di otak remaja yang disebabkan oleh stres dan kecemasan.

Lusinan penelitian telah menemukan, kesehatan mental remaja telah menurun selama pandemi. Mereka harus belajar dari rumah, bukan dari sekolah, dan juga harus jauh dari teman.

Anak-anak remaja juga harus hidup dengan ketidakpastian serta ketakutan akibat Covdi-19 di mana banyak orang tua kehilangan pekerjaan. Jutaan anak kehilangan orang tua dan kakek nenek karena Covid-19.

"Pandemi tidak ramah terhadap kesehatan mental remaja," kata Ian Gotlib, seorang profesor psikologi di Stanford University sekaligus penulis utama studi baru tersebut, mengutip CNN.

"Selalu menarik untuk melakukan penelitian seperti ini ketika Anda tidak begitu yakin apa yang akan terjadi," kata Gotlib. "Efek ini menarik dan terjadi cukup cepat."

"Ini hanya penghentian satu tahun, jadi kami tidak tahu bahwa efek pada otak akan menjadi seperti ini setelah periode stres yang singkat itu. Ini sejalan dengan kesulitan kesehatan mental yang kita lihat," tambahnya.

Yang belum jelas, katanya, apakah perubahan otak akan berdampak di kemudian hari. Tim peneliti berencana untuk memindai anak yang sama nanti untuk melacak perkembangan otak mereka.

"Ada kemungkinan perubahan otak mereka bisa saja merupakan respons langsung terhadap pemicu stres yang akan menjadi normal seiring berjalannya waktu," katanya.

Tim juga berencana melihat 10 anak dalam penelitian yang terkena Covid-19 untuk melihat apakah ada efek yang berbeda. Perbedaan fisik tampaknya sedikit lebih terlihat pada anak-anak yang menderita Covid, kata Gotlib.

Penelitian juga menunjukkan, orang yang terpapar kekerasan, penelantaran, kemiskinan dan masalah keluarga di awal kehidupan memiliki penuaan otak yang lebih cepat dan dapat memiliki masalah dengan kesehatan mental mereka di kemudian hari.

Gotlib berharap orang tua dan wali mengingat bahwa meskipun penguncian dan penutupan sekolah mungkin telah berakhir, konsekuensi kesehatan mental mungkin masih ada.

"Pastikan anak remaja Anda mendapatkan bantuan apa pun yang dia, yang mungkin mereka, butuhkan jika mereka mengalami gejala depresi, kecemasan atau menarik diri," pungkasnya.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 7 Cara Ampuh Menjaga Kesehatan Otak dan Mencegah Pikun Dini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular