Tips Menulis Surat Resign Karyawan, Hindari 5 Kesalahan Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Mengundurkan diri dari suatu perusahaan adalah salah hak setiap karyawan. Ketika memutuskan untuk mengundurkan diri, seseorang diharuskan untuk menulis surat pengunduran diri atau surat resign, salah satunya untuk kebutuhan administrasi.
Mengutip dari akun Instagram resmi Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), alasan resign yang dapat digunakan agar reputasi tetap baik adalah karier tak kunjung berkembang, lingkungan kerja kurang kondusif, mencari tantangan baru, melanjutkan pendidikan, hingga alasan keluarga.
Saat membuat surat resign, Anda harus berhati-hati karena bila melakukan kesalahan dalam penulisannya maka bisa berakibat fatal. Sebab, kata-kata yang menunjukkan sikap negatif dalam surat bisa memengaruhi reputasi Anda di dunia karier. Selain itu, dalam beberapa kasus Anda akan tetap membutuhkan referensi dari atasan lama untuk diserahkan kepada atasan baru.
Lantas, apa saja hal yang tidak boleh dicantumkan dalam surat resign? Berikut CNBC Indonesia rangkum dari The Balance Money dan Harvard Business Review.
1. Alasan yang terlalu panjang terkait keputusan resign
Hal pertama yang harus dihindari dalam penulisan surat resign adalah isi surat yang terlalu panjang dan bertele-tele. Meskipun Anda ingin menuliskan seluruh alasan untuk mengundurkan diri, surat resign bukanlah tempat yang tepat. Sebagai gantinya, Anda bisa menjelaskan seluruh alasan pengunduran diri ketika exit interview.
2. Alasan membenci pekerjaan saat ini
Menuliskan alasan membenci pekerjaan di perusahaan saat ini menunjukkan sikap yang kurang baik dan tidak menunjukkan profesionalitas seseorang. Maka dari itu, lebih baik Anda menuliskan apa saja hal-hal positif yang telah diperoleh selama bekerja.
The Balance Money menyebutkan, atasan dan perusahaan akan menghormati Anda ketika Anda memilih untuk tidak mengungkapkan alasan membenci pekerjaan dalam surat resign.
3. Komentar buruk terhadap atasan atau perusahaan
Surat pengunduran diri bukanlah tempat untuk membicarakan hal-hal buruk tentang orang lain termasuk atasan atau perusahaan Anda. Maka dari itu, hindari komentar buruk terkait siapapun dalam surat resign, meskipun ada seseorang yang menjadi alasan untuk mengundurkan diri.
"Itu (keluhan terkait atasan atau perusahaan) tentu perlu disampaikan, tetapi surat pengunduran diri bukanlah tempat yang tepat," sebut penulis "The long Game: How to Be a Long-Term Thinker in a Short-Term World," Dorie Clark, dikutip dari Harvard Business Review.
Bila mengalami masalah dengan atasan atau perusahaan, selesaikan secara langsung. Anda bisa menggunakan momen pengunduran diri untuk berdiskusi dan menyampaikan masukan kepada atasan atas rasa kurang nyaman yang dialami.
4. Kritik untuk rekan kerja
Selain tidak boleh membicarakan hal-hal buruk tentang atasan atau perusahaan, Anda juga harus menghindari memberikan kritik untuk rekan kerja pada surat resign. Dalam surat resign, fokuslah pada diri sendiri. Apabila rekan kerja menjadi salah satu alasan mengundurkan diri, Anda tidak perlu membahasnya di surat resign.
5. Menyebutkan pekerjaan baru
Pekerjaan atau gaji di perusahaan baru sudah bukanlah kepentingan atasan atau perusahaan saat ini. Dengan demikian, hindari menulis informasi soal pekerjaan baru Anda bila alasan mengundurkan diri adalah memperoleh tawaran yang lebih baik dari perusahaan lain.
Sebagai gantinya, Anda bisa memberikan ucapan terima kasih kepada atasan dan perusahaan karena sudah memberikan kesempatan untuk berkembang sehingga berpengaruh dalam kemajuan karier Anda.
(hsy/hsy)