
Erick Thohir Ingin Dikenang Sebagai Pengusaha, Bukan Menteri

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir ingin sosoknya dikenang sebagai seorang pengusaha dibandingkan menteri. Sebab, seorang pengusaha dapat terus-menerus berkontribusi membangun negara.
"Saya selalu bangga sebagai seorang entrepreneur," ujarnya di JCC Senayan Jakarta, Kamis (10/11/2022).
Menurutnya, negara yang maju dihuni lebih banyak pengusaha yang membuat perputaran ekonomi suatu negara berputar. Sebab, pengusaha dapat menciptakan banyak lapangan pekerjaan.
"Karena dalam membangun sebuah bangsa, kita bisa lihat negara-negara maju itu ketika jumlah pengusahanya banyak. Kurang lebih kaya Singapura itu 9% dari total penduduk, kita itu masih 3%," ungkapnya.
Sehingga, jika Indonesia ingin menjadi negara maju maka harus menciptakan banyak pengusaha. Sebab, negara tidak dapat sendirian dan tidak dapat mengandalkan pemerintah pusat.
"Kita harus menciptakan banyak pengusaha karena pembukaan lapangan pekerjaan itu tidak bisa hanya disandsrkan oleh pemerintah pusat," sebutnya.
Dengan demikian, diperlukan perusahaan swasta dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu menciptakan dan menyerap tenaga kerja.
Meluncurkan Biografi
![]() Menteri BUMN Erick Thohir di acara peluncuran Buku Bukan Kisah Sukses Erick Thohir di pameran buku Indonesia Internasional Book Fair di JCC Senayan, Jakarta, Kamis, 10/11. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki) |
Erick sendiri baru saja meluncurkan biografi berjudul "(Bukan) Kisah Sukses Erick Thohir". Buku tersebut ditulis oleh seorang jurnalis yang meraih anugerah Adinegoro, Abdullah Sammy.
Sammy menyebut, gaya penulisan buku terinspirasi dari karakter unik sang menteri.
"Teknis penulisan sesuai karakteristik Erick Thohir yang straight, to the point. Jadi gampang dicerna dimengerti semua kalangan," ungkapnya di JCC Senayan Jakarta, Kamis (10/11/2022).
Sammy menyebut, karakteristik seorang Erick Thohir terbangun mulai dari seorang profesional, olahragawan hingga perannya sebagai menteri. Setiap peran yang dilakoninya memiliki karakteristik yang sama.
Sammy mengungkapkan, dalam menuliskan perjalanan Erick Thohir yang berkiprah di berbagai bidang tak mungkin tertulis dalam satu buku. Namun, interaksinya selama 12 tahun dengan Erick memberikan inspirasi yang tercermin dari kinerja, inovasi, dan tidak pernah cepat puas.
Dalam kesempatan yang sama, Erick mengaku, ia dan Sammy sangat dekat dan begitu memahami perjalanan hidup dan karir dirinya. Dalam perjalanan hidup dan karier tersebut, tentu sangat dinamis karena terdapat fase naik dan turun.
"Ada kalanya berjalan sukses atau sebaliknya. Sesuai tajuknya, buku ini mengulas dinamika tersebut. Ada saat sukses maupun yang bukan sukses. Tapi Alhamdulillah, dinamika itu banyak memberi pelajaran dan pendewasaan diri," kata Erick.
Erick menyebut, buku yang baru saja diluncurkan merupakan buku kedua, setelah pada 2011, ia meluncurkan buku pertama berjudul "Pers Indonesia di Mata Saya." Erick melihat ada sisi-sisi baru yang diungkap dari buku ini.
"Jika buku pertama banyak membahas soal perjalanan saya di bisnis media, maka buku ini mengulas berbagai hal baik hidup hingga karier," lanjutnya.
Pria kelahiran Jakarta itu menyebut banyak informasi yang ditulis dalam buku ini berisi peristiwa yang tidak tersorot atau diketahui media. Sebagai bagian dari transparansi, Erick sengaja menuangkan informasi tersebut dalam buku ini secara apa adanya.
"Saya mengapresiasi karya saudara Sammy, meskipun tentu saja apa yang dituliskan oleh Sammy adalah fakta-fakta tentang saya yang dipahami dan ditafsirkan oleh penulis. Oleh karena itu, mungkin buku ini bisa jadi jendela buat publik untuk mengetahui life journey dari seorang Erick Thohir," ungkap dia.
Erick berharap buku ini dapat memperkaya literasi di Indonesia sekaligus memberikan inspirasi kepada generasi muda.
"Kesuksesan memerlukan waktu. Sebaliknya kegagalan adalah saat menyerah karena merasa tak lagi memiliki waktu," pungkasnya.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cerita Erick Thohir Saat 'Takut' Pertama Kali Bertemu DPR