Paus Fransiskus: Sunat Perempuan Adalah Sebuah Kejahatan

Lifestyle - Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
07 November 2022 13:45
Paus Fransiskus berbicara selama wawancara eksklusif dengan Reuters, di Vatikan, Sabtu (2/7/2022). (REUTERS/Remo Casilli) Foto: Paus Fransiskus berbicara selama wawancara eksklusif dengan Reuters, di Vatikan, Sabtu (2/7/2022). (REUTERS/Remo Casilli)

Jakarta, CNBC Indonesia - Paus Fransiskus menyebut praktik mutilasi alat kelamin perempuan alias sunat perempuan sebagai bentuk kejahatan. Dia menyebut hal itu sebagai penghinaan martabat perempuan. Karena alasan ini, pemimpin tertinggi Katolik tersebut mendesak para pejabat untuk melakukan segala upaya untuk menghentikan praktek tersebut.

"Bagaimana mungkin hari ini kita tidak bisa menghentikan tragedi infibulasi gadis-gadis muda? Sangat mengerikan bahwa masih ada praktik yang tidak dapat dihentikan oleh umat manusia. Ini adalah kejahatan dan sebuah tindakan kriminal," kata Paus seperti dilansir AFP, Senin (7/11/2022).

Praktek sunat perempuan telah lama menjadi kontroversi. Tidak hanya dalam agama Katolik, sejumlah ulama Muslim juga menentang praktek ini karena meyakini bahwa sunat perempuan bukan merupakan syariat agama yang wajib dilakukan.

Mulanya, Paus menanggapi pertanyaan tentang hak perempuan dalam perjalanan pulang dari Bahrain. Ia ditanya apakah mendukung protes di Iran atas kematian Mahsa Amini, wanita berusia 22 tahun, yang ditahan oleh polisi moral setelah diduga melanggar aturan berpakaian ketat negara itu. Namun, Paus Fransiskus tidak secara langsung menanggapi pertanyaan tersebut, tetapi ia memberi kecaman tentang bagaimana wanita di banyak budaya di seluruh dunia diperlakukan sebagai warga negara kelas dua, atau bahkan lebih buruk.

"Kita harus terus melawan ini karena perempuan adalah hadiah. Tuhan ... menciptakan dua makhluk yang setara: pria dan wanita," kata paus.

Pemimpin berusia 85 tahun ini juga dikenal telah memberikan banyak peran pengambilan keputusan kepada wanita di gereja, melebihi paus manapun sebelumnya. Bahkan, ia telah menunjuk beberapa wanita untuk posisi pemerintahan kunci, termasuk posisi terpenting nomor dua dalam administrasi Negara Kota Vatikan serta beberapa peran manajemen tingkat tinggi lainnya. Dia juga menyebut wanita-wanita awam dan suster religius sebagai konsultan untuk kantor Vatikan yang didominasi oleh pendeta pria, termasuk yang memilih uskup.

"Saya telah melihat di Vatikan, bahwa setiap kali seorang wanita masuk untuk bekerja, segalanya membaik," katanya.

"Masyarakat yang meniadakan perempuan dari kehidupan publik adalah masyarakat yang tumbuh miskin," katanya.

Tidak hanya itu, Fransiskus juga ditanyai tentang kasus-kasus baru mengenai pelecehan seksual yang muncul di gereja Prancis pada tahun 2021 lalu. Salah satu pendeta telah dinyatakan bersalah oleh penyelidikan gereja karena telah melecehkan dua bocah laki-laki dengan membuat mereka telanjang selama pengakuan dosa.

Namun Fransiskus enggan menjawab ketika ditanya apakah sanksi gereja semacam itu harus diumumkan ke depan. Tetapi dia bersikeras bahwa gereja berada di jalan yang benar, bahkan meninjau penyelidikan di masa lalu yang buruk.

Dia mengatakan gereja berkomitmen untuk tidak menyembunyikan pelecehan. "Ini adalah proses yang kami lakukan dengan keberanian, dan tidak semua dari kami memiliki keberanian. Terkadang ada godaan untuk berkompromi sehingga kita diperbudak oleh dosa-dosa kita," paparnya.


[Gambas:Video CNBC]

(hsy/hsy)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading