Fresh Graduate Sulit Dapat Kerja? Lakukan 3 Tips Ini!

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebagian besar orang menganggap bahwa gelar sarjana sudah cukup untuk memperoleh pekerjaan. Namun, nyatanya di era saat ini gelar sarjana seakan hanyalah sebagian kecil dari apa yang biasanya dibutuhkan oleh perusahaan.
Hingga Februari 2022, Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) mencatat bahwa terdapat lebih dari 884 ribu lulusan universitas yang masih menjadi pengangguran terbuka. Data tersebut menunjukkan bahwa masih banyak lulusan baru atau fresh graduate yang masih berjuang untuk mendapatkan pekerjaan.
Dilansir dari CNBC Make It, ada sejumlah faktor yang membuat sebagian besar fresh graduate sulit mendapatkan pekerjaan setelah lulus, yaitu semakin tingginya persaingan, kurangnya pengalaman kerja, dan tidak luasnya jaringan relasi.
Berikut adalah tips yang dapat dilakukan fresh graduate agar dapat memperoleh kesempatan bekerja lebih mudah menurut CEO General Assembly, Lisa Lewin.
1. Tunjukkan Keterampilan Teknis
Saat ini, Indonesia sedang gencar mendorong perkembangan teknologi di era Industri 4.0. Berkaitan dengan hal tersebut, pemahaman dan keterampilan teknis seorang lulusan baru sangat diperlukan oleh perusahaan. Dengan demikian, ada banyak potensi karier yang tersedia.
Menurut Lewin, keterampilan tersebut meliputi rekayasa perangkat lunak, analitik data, rekayasa data, ilmu data, keterampilan pemasaran digital, dan manajemen produk digital. Namun, Lewin menegaskan bahwa keterampilan teknis tidak hanya berlaku untuk peran berbasis Teknik Informatika (TI), tetapi juga bisa mencakup keterampilan lainnya, salah satunya menulis.
"Menulis adalah keterampilan yang sulit. Itu adalah 'otot' yang harus dikembangkan. Ada ilmu untuk melakukannya dengan baik, cepat, dan dengan cara yang gesit. Itu adalah keterampilan teknis," sebut Lewin.
2. Jangan Berhenti Belajar
Ada pepatah yang mengatakan bahwa "Jika Anda adalah orang terpintar di satu ruangan, Anda berada di ruangan yang salah." Lewin mengatakan, pepatah tersebut berlaku untuk semua orang, tidak memandang karier atau tingkat pengalaman seseorang.
"Anda harus selalu mau belajar karena tuntutan hard skill dan soft skill yang terus berkembang akan selalu ada," kata Lewin. "Tidak peduli seberapa jauh karier Anda, Anda harus selalu belajar dan bersedia untuk terus memperbarui keterampilan," lanjutnya.
Dia mengatakan, berpikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah adalah contoh keterampilan yang harus terus ditingkatkan oleh para profesional, terutama di awal karier mereka. Pengembangan kemampuan tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan kursus pelatihan daring, video, dan webinar.
3. Kurangi Menggunakan Media Sosial
Laporan terbaru dari Pew Research Center menyebutkan bahwa 35 persen remaja berusia 13 hingga 17 tahun mengaku 'kecanduan' media sosial, seperti Instagram, TikTok, YouTube, hingga Snapchat.
Ada dua dampak sisi yang muncul akibat penggunaan media sosial, yaitu dapat memperluas jaringan relasi dan mengurangi keterampilan sosial di dunia nyata.
Lewin menyarankan, sebaiknya fresh graduate mulai mengurangi penggunaan media sosial dan mulai bersosialisasi dengan masyarakat di dunia nyata. Dengan demikian, kecerdasan emosional dan sosial dapat meningkat.
"Apa pun bidang Anda, kemampuan untuk terhubung dengan orang lain, berempati, mendengarkan, bersikap baik, dan menjadi manusia merupakan keterampilan paling kuat yang harus dimiliki seseorang," papar Lewin.
"Jika ada yang ingin benar-benar mengasah keterampilan EQ mereka, temukan seseorang untuk berbicara langsung dengan Anda," tambahnya.
[Gambas:Video CNBC]
Mau Dapat Pekerjaan dengan Gaji Besar? Lakukan 5 Tips Ini!
(hsy/hsy)