[Breaking]

157 Pasien Gagal Ginjal Meninggal, Terbanyak Ada di Jakarta

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
27 October 2022 12:36
Ilustrasi Ginjal (Dok: Ilustrasi/thinkstock)
Foto: Ilustrasi Ginjal (Dok: Ilustrasi/thinkstock)

Jakarta, CNBC Indonesia - Angka kematian kasus gagal ginjal akut atipikal terus bertambah. Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Mohammad Syahril, dalam konferensi pers pada Kamis (27/10/2022), mengatakan bahwa ada 269 kasus gangguan ginjal akut yang dilaporkan di 27 provinsi hingga 26 Oktober 2022. 

Adapun jumlah pasien yang meninggal tercatat ada 157 orang. Dengan demikian, angka kematian atau fatality rate dari kasus yang banyak menyerang anak-anak ini mencapai 58%. 

DKI Jakarta adalah penyumbang kasus terbanyak dengan 57 pasien gagal ginjal akut, 27 pasien di antaranya meninggal dunia. 

Menurut Syahril, jika dilihat dari data kumulatif tersebut, memang ada kenaikan kasus jika dibandingkan dengan data terakhir yang tercatat pada 24 Oktober lalu. Meski demikian, dia menyebut, kasus yang benar-benar baru hanya ada tiga. Sementara 15 kasus lainnya adalah kasus yang baru dilaporkan, namun terjadi pada akhir September hingga awal Oktober.

"Setelah kita umumkan pelarangan konsumsi obat sirup dan cair, itu hanya ada tiga kasus," ujarnya. 

Jika dilihat dari gejalanya, 53% pasien balita mengalami anuria, yaitu gangguan pada ginjal yang menyebabkan tubuh tidak mampu memproduksi urine atau air kencing. Penderita anuria biasanya tidak buang air kecil dalam kurun waktu 24 jam terakhir. 

"Kalau betul-betul sudah tidak buang air kecil, itu sudah stadium tiga. Itu betul-betul ginjalnya sudah gagal melakukan metabolisme," kata Syahril. 

Gejala awal yang banyak ditunjukkan pasien antara lain demam, diare, tidak nafsu makan, dan lemas. 

Kemenkes, sambung Syahril, terus melakukan sejumlah upaya untuk menangani fenomena yang membuat masyarakat khawatir ini, termasuk membeli obat antidotum atau zat penawar racun untuk gagal ginjal telah didatangkan secara bertahap dari Singapura dan Australia. Dalam waktu dekat, Kemenkes juga akan mendapat hibah obat antidotum pomefizol dari Jepang. 

"Obat pomefizol ini sepenuhnya diberikan gratis kepada pasien sebagai bagian dari tanggung jawab pemerintah menangani kasus ini," pungkasnya. 


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gagal Ginjal Akut Hantui Anak Indonesia, Waspadai Gejala Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular