
37 Pasien Gagal Ginjal Akut Meninggal, Terbanyak di Jakarta

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak 37 pasien anak pengidap penyakit gagal ginjal akut misterius atau Acure Kidney Injury (AKI) di Indonesia meninggal dunia. Jumlah tersebut merupakan catatan kematian dari tiga provinsi, yaitu DKI Jakarta, Bali, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mencatat, hingga 13 Oktober 2022 terdapat 42 kasus gangguan ginjal akut misterius di Ibu Kota. Jika dirinci, 37 kasus menyerang balita, sedangkan lima kasus lainnya menyerang anak usia 5-18 tahun. Dari jumlah tersebut, 25 pasien yang terdiri dari anak dan balita dinyatakan meninggal dunia.
"Penyebab gangguan ginjal akut misterius ini beberapa yang sudah teridentifikasi adalah infeksi: leptospirosis, influenza, parainfluenza, long Covid-19, virus CMV, bocavirus, legionella, shigella, e.coli, dan sebagainya," sebut Dinkes, seperti dikutip dari CNN Indonesia, Selasa (18/10/2022).
Sementara itu, Provinsi Bali dan NTT juga melaporkan kasus kematian serupa. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Bali mencatat, 11 orang pasien anak di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof. Ngoerah, Denpasar, Bali, yang mengidap AKI meninggal dunia.
"Kasus yang meninggal dari 17 pasien itu, (ada) 11 orang meninggal. Dan rata-rata meninggal dalam keadaan fungsi ginjal sangat terminal, yang kita sebut gagal ginjal akut," kata IGN. Sanjaya Putra selaku Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Bali, di RSUP Prof Ngoerah, Denpasar, Bali, kepada CNN Indonesia, Jumat (14/10/2022).
Sanjaya mengungkap, hingga Oktober 2022, 17 pasien di RSUP Prof. Ngoerah tersebut didominasi oleh balita dan empat pasien dengan usia di atas enam tahun. Rata-rata, para pasien tersebut dirawat dalam keadaan air kencing yang kurang bahkan tidak kencing dalam waktu 24 jam.
Sementara itu di NTT, anak berusia 2 tahun di Kabupaten Rote Ndao, NTT diduga meninggal dunia akibat mengalami gagal ginjal tanpa penyebab yang jelas atau misterius.
Menurut Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia NTT, Woro Indri Padmosiwi, kasus dugaan ginjal akut misterius yang terjadi pada bayi laki-laki di Kabupaten Rote Ndao tersebut terjadi pada akhir September 2022 lalu.
Namun, ia menyebut tidak terdeteksi penyebab pasti dari kondisi gagal ginjal yang dialami oleh anak tersebut. Terlebih keterbatasan fasilitas peralatan kesehatan untuk pemeriksa fungsi ginjal yang tidak dimiliki rumah sakit.
Hingga kini, sedikitnya 152 anak menderita gagal ginjal akut yang penyebab pastinya masih misterius. Kebanyakan pasien adalah anak di bawah usia 5 tahun.
Dr. Yanti Herman, Plt. Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes menyatakan bahwa salah satu gejala utama dari gagal ginjal akut pada anak ini adalah terjadinya penurunan drastis volume air kencing yang dikeluarkan.
"Penurunan cepat dan tiba-tiba pada fungsi penyaringan ginjal. Biasanya ditandai dengan peningkatan nitrogen urea darah dan/atau penurunan sampai tidak ada produksi urin sama sekali," jelas dr. Yanti dalam acara temu media daring, akhir pekan lalu.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Diserang Kasus Ginjal Akut Misterius, 131 Bayi Jadi Korban