Kabar Terbaru Rencana Karyawan DKI Pulang Kerja Lebih Malam

Lifestyle - Khoirul Anam, CNBC Indonesia
08 October 2022 13:00
Senin, 8 Agustus 2022. Kemacetan di sepanjang ruas jalan tol dan nontol dari Cawang menuju Mampang, Jakarta Foto: dce

Jakarta, CNBC Indonesia - DKI Jakarta yang saat ini masih menjadi kota metropolitan tak lepas dari berbagai permasalahan. Adapun kemacetan menjadi permasalahan utama yang masih menjadi tantangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Berbagai usulan pun muncul untuk mengurai permasalah tersebut. Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya misalnya yang mewacanakan usulan sistem jam kerja siang. Meski demikian, rencana tersebut saat ini masih terus digodok.

Pihak Dirlantas Polda Metro Jaya menjelaskan, pengaturan jam kerja bagi para pekerja di kota Jakarta untuk mengurangi kemacetan masih sebatas usulan dan harus dipikirkan matang.

Sehingga, internal kepolisian masih membahas wacana pengaturan jam kerja. Selanjutnya akan meminta masukan dari pihak-pihak terkait.

Wakil Direktur Lalu Lintas (Wadirlantas) Polda Metro Jaya AKBP Rusdy Pramana mengungkapkan internal kepolisian masih membahas wacana pengaturan jam kerja. Selanjutnya akan meminta masukan dari pihak-pihak terkait.

"Langkah-langkah koordinasi sudah dilakukan. Ini tentunya ditindaklanjuti. Contohnya minggu depan kami akan rapat dan mengundang pihak-pihak terkait," ujar Rusdy dikutip, Sabtu (8/10/2022).

Seperti diketahui Dirlantas Polda Metro Jaya mencatat, angka kemacetan di Jakarta pada pagi hari mencapai 54%. Adapun diperkirakan kemacetan jalan, tidak hanya Jakarta, telah menimbulkan kerugian negara sekitar Rp 71 triliun setiap tahunnya.

Di sisi lain, Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) DKI Jakarta Nurjaman yang ikut dalam rapat pembahasan wacana perubahan jam kerja tersebut menerangkan bahwa rencana ini masih harus dipersiapkan secara matang.

"Polda Metro Dirlantas baru membahas langkah-langkah apa, niatan dari Dirlantas Polda Metro Jaya untuk urai kemacetan di Jakarta, kami apresiasi bagus untuk cari solusi terbaik, tapi belum ada kelanjutannya seperti apa," katanya kepada CNBC Indonesia.

Menurut dia, banyak hal perlu untuk dipertimbangkan. Termasuk risiko plus dan minus akibat kebijakan tersebut.

"Plus minus, risikonya ada. Tentu ada hal-hal yang dipertimbangkan, tapi nggak dengan mengurangi jam kerja, 7 jam nggak jadi 5 jam," sebut Nurjaman.

Selain itu, faktor keamanan karyawan juga menjadi hal utama yang perlu menjadi pertimbangan.

"Terkait transportasi, keamanan karyawan, keselamatan karyawan pulang malam gimana? Karena karyawan kita banyak dari Bekasi, Depok, Tangerang Bogor. Jadi gimana nih, apa 24 jam siap jangan sampai ada hal yang tak diharapkan," pungkasnya.


[Gambas:Video CNBC]

(cha/cha)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading