Visa untuk Digital Nomad, Apa Manfaatnya bagi Indonesia?

Halimatus Sadiyah, CNBC Indonesia
28 September 2022 10:55
Ilustrasi Bekerja Jarak Jauh (Photo by Yan Krukov via pexels)
Foto: Ilustrasi (Photo by Yan Krukov via pexels)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia akan segera menerbitkan visa untuk digital nomad bagi turis yang ingin berlibur sekaligus bekerja secara remote dari Indonesia. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan penerbitan visa jenis ini bertujuan untuk merespons arus digitalisasi sekaligus mengakomodir pola perilaku karyawan di era post-pandemi yang tak lagi membutuhkan kantor fisik untuk bekerja. 

Indonesia bukan negara pertama yang akan memberikan visa khusus pekerja digital. Uni Emirat Arab (UEA) dan sejumlah negara di Eropa seperti Kroasia, Estonia, dan Republik Ceko sudah lebih dulu dikenal sebagai surganya digital nomad. Baru-baru ini, Spanyol juga mengumumkan rencananya untuk memberikan visa khusus bagi pekerja jarak jauh. 

Pertanyaanya, apa manfaat yang bisa didapat Indonesia dari visa khusus digital nomad?

Tujuan utama yang disasar Pemerintah Indonesia dari penerbitan visa ini tentunya adalah untuk menarik lebih banyak turis asing. Ini selaras dengan target Kementerian Pariwisata untuk mencapai 1,5 juta wisatawan mancanegara yang berwisata di Bali sepanjang 2022.

Jika melihat tren di industri pariwisata global saat ini, target tersebut nampaknya bukan mustahil tercapai. 

Jiten Vyas, Chief Commercial Officer di VFS Global, perusahaan yang membantu dalam proses pembuatan visa global, telah melihat sentimen positif di industri pariwisata global. Hal ini, salah satunya, terlihat dari jumlah aplikasi pengajuan visa melalui VFS Global yang meningkat 100% dibanding 2021 lalu, atau meningkat sekitar 70% dibanding level sebelum pandemi. 

"VFS Global sudah melihat perkembangan signifikan terkait perjalanan global," ujar Jiten, saat berbincang dengan CNBC Indonesia, Senin (26/9/2022). 

Dia bahkan memprediksi, jumlah perjalanan wisata global akan makin meningkat tahun depan, dengan catatan China sudah mulai membuka perbatasan jelang Tahun Baru Imlek, mengingat turis asal Negeri Tirai Bambu adalah kontributor utama untuk sektor pariwisata global. 

Terkait visa khusus digital nomad, Jiten menilai bahwa langkah pemerintah Indonesia memberikan visa khusus kepada pekerja jarak jauh akan memberikan kepastian bagi pelancong. Sebab, selama ini digital nomad berada di ranah abu-abu akibat ketiadaan regulasi khusus di sejumlah negara yang mengatur keberadaan mereka.

Pada akhirnya, ketika pekerja remote dapat tinggal dengan legal di Indonesia untuk durasi yang panjang, kehadiran mereka dapat membangkitkan industri perhotelan, transportasi, hingga UMKM lokal. 

"Kami melihat [digital nomad visa] ini sebagai key enabler yang memungkinkan tidak hanya dari perspektif visa, tetapi juga untuk mendatangkan talenta baru, juga untuk memberikan peluang kepada banyak penduduk setempat untuk memanfaatkan bisnis lokal mereka," papar Jiten.

Pemberian digital nomad visa sendiri tak lepas dari lahirnya budaya Work From Home (WFH) yang didorong oleh situasi pandemi COVID-19. 

Menurut data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, ada sekitar 13.000 wisatawan yang masuk kategori digital nomad sepanjang Januari-Agustus 2022. Area Canggu di Bali adalah destinasi utama para digital nomad tersebut, kemudian diikuti Jimbaran dan Uluwatu.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Visa 'Orang Kaya', WNA Bisa Tinggal di RI hingga 10 Tahun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular