Awas! Penularan Covid di Sekolah Rentan Terjadi di Waktu Ini

Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
14 September 2022 12:55
A city hall employee helps a student put on a face mask during the opening of classes at a school in Quezon City, suburban Manila on August 22, 2022 as millions of children in the Philippines returned to school as the academic year started on August 22, with many taking their seats in classrooms for the first time since the Covid-19 pandemic hit. (Photo by Ted ALJIBE / AFP) (Photo by TED ALJIBE/AFP via Getty Images)
Foto: AFP via Getty Images/TED ALJIBE

Jakarta, CNBC Indonesia - Tidak hanya orang dewasa, anak-anak juga bisa tertular COVID-19. Terlebih dengan adanya varian baru Omicron yang sudah menyebar di berbagai wilayah di Indonesia, para orang tua pun dituntut untuk lebih waspada.

Ketua Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas - Universitas Indonesia, dokter Retno Asti Werdhani, menyebutkan ada tiga waktu paling berisiko terjadi penularan Covid-19 di sekolah. Di mana pada situasi tersebut, protokol kesehatan yang dijalankan oleh anak-anak cenderung kendur. Serta sulit diawasi oleh tenaga pengajar.

"Ada waktu-waktu tertentu anak rentan longgar protokol kesehatannya. Misalnya jam istirahat atau jam pergi maupun pulang sekolah," kata dokter Asti dalam Talkshow Pengawasan Protokol Kesehatan di Sekolah, beberapa waktu lalu.

Karena itu, dia menyarankan agar sekolah bisa membentuk tim khusus yang bertugas untuk mengingatkan para siswa di sekolah tentang pentingnya protokol kesehatan, terutama di waktu-waktu rentan penularan. 

Seperti diketahui, virus corona atau Covid-19 terus bermutasi dan berkembang memunculkan varian baru. Saat ini, varian yang paling dominan secara global adalah Omicron. Namun, sejumlah pakar meyakini bahwa akan muncul varian baru yang paling menular di dunia.

Hal ini pula yang dikhawatirkan Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin. Ia mewanti-wanti kemunculan varian baru COVID-19 di Indonesia.

Bukan tanpa sebab, imbauan ini muncul setelah melihat perkembangan Covid di sejumlah negara di Eropa, Amerika, dan Asia. Budi mengungkapkan kasus harian di Eropa dan Amerika mencapai lebih dari 100 ribu, sedangkan Jepang lebih dari 200 ribu.

"Kasus konfirmasi harian setinggi ini pasti akan mengakibatkan terjadinya mutasi dan timbulnya varian baru," beber Menkes Budi dalam konferensi pers, akhir Agustus lalu.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gejala & Cara Penularan Virus Marburg, Tingkat Kematian 88%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular