
Korea Selatan Kebanjiran Bayi Kembar, Ada Fenomena Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Korea Selatan tengah kebanjiran bayi kembar. Persentase bayi kembar sepanjang tahun 2022 telah melampaui angka 5% dari total bayi yang lahir.
Ahn Ki-hoon, seorang profesor kebidanan dan ginekologi di Rumah Sakit Anam Universitas Korea, pada awal tahun lalu membantu seorang ibu melahirkan bayi kembar tiga. Meski kehamilan tersebut masuk dalam kategori berisiko tinggi, ketiga bayi kembar dan ibunya berhasil selamat dan dalam kondisi sehat.
Mengutip laporan Korea Times, Ahn mengaku melihat peningkatan dalam jumlah anak kembar yang lahir di rumah sakitnya dalam beberapa tahun terakhir. Menurutnya, meningkatnya jumlah kelahiran kembar adalah fenomena sosial yang dibuktikan oleh demografi.
Menurut angka terbaru Statistik Korea yang dirilis pada 29 Agustus lalu, sekitar 5 dari 100 bayi adalah kembar. Sebanyak 5,4 persen, atau 140.000 dari 2,6 juta bayi baru lahir di Korea adalah anak kembar. Bahkan, badan statistik itu mencatat ada 500 bayi kembar tiga yang lahir di Negeri Ginseng.
Jika dilihat dalam 10 tahun terakhir, angka kelahiran kembar di negara itu terus meningkat. Puncaknya terjadi pada tahun ini, di mana angka itu tumbuh perlahan dari 1 persen pada tahun 1990-an menjadi 2 persen tahun 2002, dan akhirnya melampaui 5 persen tahun lalu.
Lalu, apa yang menyebabkan ledakan bayi kembar di Korea?
Para ahli menyebut meningkatnya jumlah kelahiran kembar adalah hasil dari menunda hamil dan meningkatnya jumlah penggunaan teknologi reproduksi dalam layanan kesuburan. Rata-rata, ibu dari bayi kembar berusia 34,8 tahun, sekitar 1,5 tahun lebih tua dari ibu lainnya.
Korelasi ini juga terlihat pada tingkat kelahiran kembar yang ditunjukkan oleh kelompok usia ibu. Persentasenya jauh lebih tinggi di antara ibu berusia antara 35-39 tahun (8,1%), dibandingkan dengan kelompok usia yang lebih muda (2-4%).
Secara global, sejak 1980-an, tingkat kelahiran kembar meningkat sepertiga, dari 9 menjadi 12 kelahiran kembar per 1.000 kelahiran, menurut laporan tahun 2021 yang diterbitkan dalam Human Reproduction, jurnal peer-review Oxford Academic dalam bidang kebidanan, ginekologi, dan biologi reproduksi.
Laporan itu mengatakan 1,6 juta anak kembar lahir setiap tahun di seluruh dunia, yaitu sekitar 1 dari setiap 42 bayi baru lahir.
Penyebab umum di balik fenomena adalah perawatan hormon dan fertilisasi in vitro (IVF) dan peningkatan usia ibu, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Population and Development Review pada 2015.
Di Korea, kedua faktor tersebut saling terkait, karena semakin banyak wanita yang memasuki dunia kerja, menunda menjadi ibu, dan secara alamiah lebih bergantung pada teknologi reproduksi untuk bisa hamil, menurut Hur Yoon-mi, seorang profesor di Universitas Kookmin yang mengepalai Kookmin Twin Research Institute.
Menurut penelitian Hur yang diterbitkan tahun lalu di Twin Research and Human Genetics, tingkat kelahiran kembar di Korea kini tidak hanya melampaui rata-rata global, tetapi juga termasuk yang tertinggi, yakni dua kali lipat dari angka rata-rata.
Meski angka kelahiran kembar meningkat signifikan, Korea Selatan sebenarnya sedang menghadapi masalah rendahnya angka kelahiran secara nasional. Hanya ada 20.654 bayi yang lahir pada Februari 2022, turun 3,2 persen dari tahun sebelumnya, menurut data yang dikumpulkan oleh Badan Statistik Korea. Jumlah kelahiran tersebut bahkan tercatat sebagai angka yang terendah untuk Februari sejak 1981.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Oppa' Nassar-Ayu Ting Ting Memukau 'NCTZen' Korean Wave 2022