
Terungkap! Ini Biang Kerok 'Resesi Seks' di China

Jakarta, CNBC Indonesia - China sampai saat ini masih memegang rekor sebagai negara dengan populasi terbesar di dunia. Namun, Negeri Tirai Bambu diprediksi tak lama lagi akan melepas predikat tersebut karena jumlah penduduk yang terus menyusut akibat resesi seks.
China saat ini tengah bergulat dengan ancaman krisis demografi di tengah pertumbuhan populasi yang kian melemah. Otoritas setempat kini mengizinkan setidaknya ibu melahirkan tiga anak, usai sebelumnya sempat dibatasi satu anak berdasarkan kebijakan yang berlaku hingga 2016.
Namun, tampaknya langkah tersebut belum efektif meningkatkan angka kelahiran. Dikutip dari NDTV, kelahiran China merosot menjadi 7,52 per 1.000 orang tahun lalu. Menurut Biro Statistik Nasional, ini menjadi yang terendah sejak pencatatan dimulai pada 1949, ketika Partai Komunis China didirikan.
Banyak pasangan disebut 'ogah' memiliki anak lantaran berkaitan dengan biaya hidup yang lebih tinggi. Adapula spekulasi 'resesi seks' terjadi lantaran muncul pergeseran budaya mengenai orang yang terbiasa hidup dengan jumlah anggota keluarga lebih kecil. Istilah 'resesi seks' ini merujuk pada turunnya gairah pasangan untuk melakukan hubungan seksual, menikah, atau memiliki anak.
Komisi Kesehatan Nasional China mendesak pemerintah pusat dan daerah untuk meningkatkan anggaran untuk program kesehatan reproduksi dan layanan pengasuhan anak secara nasional. Tak cuma itu, pemerintah daerah juga didorong untuk menawarkan subsidi, potongan pajak, asuransi kesehatan yang lebih baik, serta pendidikan, perumahan, pekerjaan bagi keluarga muda.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Ekonomi, Tapi China Mengalami Resesi Seks