
Bukan Citayam, Ini Kemeriahan Jember Fashion Carnaval
Parade busana Jember Fashion Carnival kembali digelar di jalanan setelah 2 tahun diadakan di dalam ruang tertutup.

Seorang model tampil dalam parade busana Garuda saat Jember Fashion Carnaval (JFC) di Jember, Jawa Timur, Miggu (7/8/2022). Jember Fashion Carnival yang mengusung tema "Legacy" tersebut kembali diadakan dijalanan setelah 2 tahun diadakan didalam ruang tertutup. (Photo by Robertus Pudyanto/Getty Images)

"Alhamdulillah, setelah dua tahun indoor karena COVID-19, untuk Jember Fashion Carnaval 2022 bisa diselenggarakan secara outdoor," kata Presiden JFC Budi Setiawan, Kamis (4/8/2022) seperti dikutip detikJatim. (Photo by Robertus Pudyanto/Getty Images)

Tahun ini, parade busana kebanggaan warga Jember itu akan dihelat di jalanan sepanjang 3,6 kilometer. (Photo by Robertus Pudyanto/Getty Images)

Tahun ini tema yang diusung oleh JFC adalah 'Legacy'. Sebagai bentuk pelestarian dan keberlanjutan dari apa yang telah dimulai oleh pendiri JFC. "Tema utamanya 'Legacy' yang artinya warisan. Filosofinya adalah kita meneruskan apa yang sudah dibangun dan diwariskan oleh pendiri JFC, almarhum Dynand Fariz," kata Iwan. (Photo by Robertus Pudyanto/Getty Images)

Perhelatan ini kembali diadakan secara outdoor dengan pertimbangan kondisi pandemi yang telah membaik. Selain itu, penyelenggaraan acara ini juga telah dikoordinasikan dengan Pemerintah Kabupaten Jember. (Photo by Robertus Pudyanto/Getty Images)

Setiap tahun, JFC selalu menampilkan busana-busana yang menarik dan kaya akan nilai budaya. Busana-busana tersebut ditampilkan secara teatrikal dengan memadukan unsur seni tari, seni rupa, dan seni musik. Keunikan itu membuat JFC semakin terkenal di mata dunia. (Photo by Robertus Pudyanto/Getty Images)

Dikutip dari laman Kemendikbud, JFC bermula dari keberadaan rumah mode yang didirikan oleh Dynand Fariz pada 1998. Rumah mode yang bernama Dynand Fariz International High Fashion Center itu didirikan sebagai wujud apresiasi dan konstribusi Dynand di dunia fashion. (Photo by Robertus Pudyanto/Getty Images)

Saat melakukan persiapan penyelenggaraan JFC, Dynand dan tim sempat mengalami kendala. Pengajuan proposal dan surat izin penyelenggaraan acara tidak disambut baik oleh Pemerintah Kabupaten Jember. (Photo by Robertus Pudyanto/Getty Images)

Melihat sambutan baik dari masyarakat saat Jember Fashion Carnaval pertama, Dynand dan tim kemudian sepakat untuk mengadakan JFC kedua di tahun yang sama. Saat itu, JFC digelar bersamaan dengan acara gerak jalan Tanggul-Jember Tradisional pada 30 Agustus 2003. Defile yang ditampilkan yakni Arab, Maroko, India, Jepang, dan China. (Photo by Robertus Pudyanto/Getty Images)

Seiring berjalannya waktu, JFC semakin berkembang. Dynand dan tim mulai membentuk keunikan dari JFC dan mengeksplorasi berbagai tema. Sehingga tidak ada busana yang sama dalam setiap defile. Peserta JFC juga diambil dari anak-anak dan remaja Kota Jember yang kemudian dilatih untuk merancang kostum, make up, hingga gerakan cat-walk. (Photo by Robertus Pudyanto/Getty Images)