20 Tahun Menunggu, Manolo Blahnik Baru Bisa Jualan di China

Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
21 July 2022 19:28
Sepatu Manolo Blahnik (REUTERS/Joshua Lott)
Foto: Sepatu Manolo Blahnik (REUTERS/Joshua Lott)

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah sengketa merek dagang yang panjang selama hampir dua dekade, produsen sepatu ternama Manolo Blahnik berhasil memenangkan hak untuk menggunakan namanya di China. Pembuat sepatu mewah tersebut sebelumnya tidak bisa beroperasi di Negeri Tirai Bambu selama lebih dari 20 tahun karena seorang pengusaha lokal sudah menggunakan merek dagang dengan nama Manolo & Blahnik.

Perusahaan asal Inggris ini mengatakan bahwa putusan tersebut dijatuhkan oleh pengadilan tertinggi China bulan lalu. Putusan ini menandai puncak dari sengketa hukum yang telah berlangsung lama. Sebelumnya, perusahaan telah mengajukan sejumlah permohonan yang gagal sejak 2000 untuk menggunakan nama Manolo Blahnik di China, yang merupakan salah satu pasar konsumen terbesar di dunia.

Merek Manolo Blahnik telah dikenal secara internasional sejak tahun 1970-an. Stiletto khas Manolo Blahnik populer di kalangan pelanggan selebriti. Sepatu itu juga menarik perhatian setelah tampil di serial TV yang sangat populer, Sex and the City.

Dalam sebuah pernyataan, Manolo Blahnik mengatakan telah memenangkan kasusnya di Mahkamah Agung China. 

"Ini adalah kemenangan yang berarti bagi paman saya, keluarga kami, dan tim kami. Dan saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Mahkamah Agung China atas pertimbangannya yang cermat dan hati-hati atas kasus lama kami," ucap kepala eksekutif Kristina Blahnik sekaligus keponakan dari pendiri Manolo Blahnik, dikutip dari The Guardian.

China memiliki aturan kekayaan intelektual (IP) yang berbeda dibandingkan dengan negara-negara seperti Amerika Serikat, di mana perusahaan wajib membuktikan penggunaan sebelumnya untuk menggunakan merek dagang sebelum bisa didaftarkan. Sementara di China, perusahaan bisa mendaftarkan nama merek dagang terlebih dulu, bahkan sebelum ada bukti penggunaan sebelumnya. 

Namun, sejumlah hal telah sedikit berubah dalam beberapa tahun terakhir, dengan amandemen 2019 pada undang-undang HKI China. Karena perubahan aturan ini, sejumlah merek internasional diuntungkan dalam beberapa tahun terakhir.

Pada tahun 2020, misalnya, Qiaodan Sports China tak diizinkan lagi menggunakan siluet bintang bola basket Michael Jordan sebagai logonya. Namun, mereka tetap dapat menggunakan romanisasi merek dagang dari nama Jordan versi China (Qiaodan).



(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nike Catat Rekor Baru, Produksi 200 Juta Sepatu di Indonesia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular