Jangan Sering Bilang 'Maaf' Saat Kerja, Ganti Dengan Ini

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
Sabtu, 16/07/2022 06:00 WIB
Foto: Kantor Vivo di Gurgaon, India (Tangkapan Layar via Twitter @Vivo_India)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penyebutan kata maaf di tempat kerja merupakan hal yang lumrah. Kata ini umumnya diucapkan saat terjadi kesalahan dalam ruang lingkup tanggung jawab yang melekat pada seseorang.

Namun, ucapan maaf ini nyatanya tidak selalu dipandang positif oleh beberapa pihak. Seorang ahli dari Wharton School of University of Pennsylvania, Maurice Schweitzer mengatakan, permintaan maaf terkadang menunjukkan posisi yang rendah sehingga tidak menunjukkan kekuatan seseorang.

"(Mengucapkan maaf) adalah hal yang sangat baik untuk dilakukan, tetapi itu juga dapat menempatkan kita pada posisi yang kita anggap sebagai posisi satu-ke-bawah," katanya kepada CNBC Make It, Jumat (15/7/2022).


"Itu tidak otoritatif, tidak tegas, dan terkadang orang tampak lebih kuat ketika mereka tidak meminta maaf."

Menurutnya, ada beberapa frasa selain maaf yang dapat diucapkan tanpa menyebut kata maaf itu sendiri. Kata-kata ini mampu menunjukkan intensi kita tatkala terjadi sesuatu diluar rencana.

"Ganti 'saya minta maaf atas kesalahan ini' dengan 'Saya bertanggung jawab atas ini, dan inilah cara saya berencana untuk memperbaikinya'," ujarnya mencontohkan.

Lalu, dalam situasi lainnya, ada beberapa frasa yang dapat digunakan seperti saat meminta maaf karena terlambat atau terlalu banyak menekan kolega.

"Ganti 'saya minta maaf karena terlambat' dengan 'terima kasih atas kesabaran Anda'," tambahnya.

"Ubah frasa 'saya minta maaf Anda sedang stres' dengan 'saya melihat Anda memiliki banyak hal di kehidupan Anda. Dapatkah saya membantu Anda? Apa kamu butuh istirahat?'"

Schweitzer menambahkan bahwa kunci dari frasa-frasa ini adalah bagaimana para individu mampu menyajikan jalan keluar dari beberapa persoalan dan tidak begitu dalam memikirkan kesalahan masa lalu.

"Kita harus belajar dari kesalahan kita dan mencari cara untuk meminimalkannya, tetapi itu tidak berarti kita akan berhenti membuatnya," tuturnya.


(RCI/dhf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Daya Beli Tertekan, Perawatan Diri Tetap Jadi Prioritas