Cara Menemukan Passion dalam Karier Versi Fellexandro Rubby
Jakarta, CNBC Indonesia - Passion menjadi sebuah awal potensi seseorang yang dapat dijadikan sebagai modal dalam menjalankan hobi maupun memulai karier.
Passion akan menjadi berharga di masa depan jika dikelola dengan baik. Namun, beberapa orang masih kebingungan bagaimana cara menemukan passion mereka, terutama passion untuk berkarier.
Content Creator, Fellexandro Rubby mengatakan satu step penting dalam menemukan passion dalam berkarir dalam diri seseorang adalah Finding Balance atau menemukan keseimbangan.
Rubby pernah mengalami dimana dia bekerja karena berbagi nilai yang sama dengan perusahaan dan tidak mementingkan nominal gaji, dan juga pernah bekerja karena hanya memprioritaskan kebutuhan uang.
"Karena udah pernah nyobain 2 hal yang berbeda gue bisa bilang disitu gue menemukan bahwa passion itu sebenarnya bisa lu cari balance antara passion dan uang," ujar Ruby dalam Cuap Cuap Cuan 'Expert Talk With Asus Business: My Passion, My Career', Kamis (23/6/2022).
Jika saat ini passion yang dilakukan belum begitu menghasilkan cuan, Rubby menyarankan untuk tetap melakukannya tanpa henti. Dia mencontohkan seperti jika seorang pemusik yang saat ini belum menghasilkan uang dari karyanya, namun suatu saat ketika banyak orang menemukan karyanya dan menjadi viral, maka akan menghasilkan porsi uang yang lebih besar.
Rubby yang juga CO Founder Thirty Days Of Launch Podcast ini menambahkan, melakukan pekerjaan sesuai passion juga akan dinikmati ketika waktunya dapat ditentukan sendiri. Menurutnya, bekerja sesuai passion tidak akan bisa dinikmati jika pilihan seperti waktu ditentukan oleh orang lain.
"Misalnya lu suka bermusik tapi lu dipaksa bermusik jam 1 pagi sampai jam 3 karena cuman ada slot manggung itu, will you enjoy? Mungkin iya tapi, nggak se-enjoy dibanding dengan kalau nentuin sendiri. Jadi the answer is having the choice, kalau lu milih sendiri lu bakal enjoy enjoy aja," tambahnya.
Pun begitu, dia mengakui bahwa mengejar passion bukan menjadi satu-satunya cara untuk menjalani hidup. Karena ada orang-orang yang misalnya saja hingga di umur 40-an tidak merasa mereka memiliki passion yang spesific. Dan menurutnya itu tidak masalah.
"Orang-orang seperti ini biasanya berpegangan sama skill. Biasanya setelah mereka cross the line dari orang amatir, once they became expert, mereka mulai merasa yg gue kerjain berdampak buat orang, bisnis, dan tempat kerja. Baru mereka merasa hidup mereka cukup ada maknanya. Sometimes buat orang jalurnya kaya gitu," jelasnya.
Untuk itu, dia berpesan kepada para remaja umur 20-an yang belum memiliki pandangan akan jadi apa, atau bahkan merasa salah jurusan, hal tersebut dianggap Rubby sangat normal sekali. Hal Itu disebabkan karena saat masuk kuliah, mayoritas masih menginjak 16-17 tahun yang mana belum merasakan banyak pengalaman hidup.
Selain itu, orang-orang seperti itu dikatakan Rubby juga tidak perlu cemas karena pekerjaan dan passion akan beradaptasi dengan zaman, sehingga sedikit demi sedikit mungkin saja passion dan keahlian akan muncul sesuai perkembangan zaman.
Dia mencontohkan dirinya yang lulus kuliah tahun 2007-2008 dimana Rubby banyak mempelajari mengenai konvensional marketing. Namun, di tahun 2012, muncul sosial media yang canggih seperti Instagram dan lain sebagainya.
"Its changing the game, mau gak mau lu harus adaptasi. Yang kita lakukan sekarang being podcaster host, is a job doesn't exist 10 years ago. Jadi temen-temen yang di umur 20-an awal ya nggak usah terlalu merasa minder kalau belum tahu dream jobnya apa," pungkas Rubby.
(dpu/dpu)