Tolak Vaksin, Ini 'Rahasia' Kim Jong Un Jinakkan Covid Korut

Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
Selasa, 24/05/2022 11:35 WIB
Foto: Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengenakan masker di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), saat memeriksa apotek di Pyongyang. AP/

Jakarta, CNBC Indonesia - Pimpinan Korea Utara Kim Jong Un menolak tawaran UNICEF untuk dikirim 3 juta dosis vaksin meski negaranya tengah berjuang melawan penyebaran virus Covid-19.

Di hadapan UNICEF, Kim Jong Un itu menyebutkan bahwa penolakan ini didasari oleh kelangkaan vaksin di dunia. Korut menyebut bahwa vaksin itu harus terlebih dahulu diprioritaskan kepada negara-negara yang lebih membutuhkan.

"Kementerian publik Korut menunjuk pada pasokan global yang terbatas untuk vaksin dan lonjakan virus yang berkelanjutan di tempat lain," ujar UNICEF sebagaimana dikutip Reuters, beberapa waktu lalu.


Meski begitu, pemerintah Korut tidak kehabisan akal dalam melawan pandemi. Dalam rapat dengan Biro Politik Partai Komunis, Kim meminta pemerintah Korut untuk mempersiapkan "sistem pencegahan dengan gaya kita sendiri."

"Pejabat harus mengingat bahwa pengetatan pencegahan epidemi adalah tugas yang sangat penting yang tidak boleh dilonggarkan bahkan untuk sesaat," ujar Kim sebagaimana dikutip Media propaganda Korut, KCNA.

Kim juga menambahkan bahwa diperlukan adanya faktor material, teknis, dan peningkatan kualifikasi kesehatan pekerja dalam pencegahan penyebaran virus.

Media Korut juga merekomendasikan berkumur air garam, atau minum teh lonicera japonica atau teh daun willow tiga kali sehari. Padahal, tidak ada bukti medis yang mendukung khasiat kumur air gram atau teh daun willow untuk menjadi penawar virus Covid.

Beberapa analis menganggap bahwa Kim seakan tidak mau mendekatkan Korut dengan mekanisme COVAX yang diusung oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pasalnya COVAX mengharuskan pembuatan laporan distribusi vaksin di negaranya.

"Rezim Kim tampaknya ingin vaksin paling aman dan efektif untuk kaum elite," kata profesor studi internasional di Ewha Womans University di Seoul, Leif-Eric Easley.

Sementara itu, sebuah laporan lembaga think tank Korea Selatan, Institute for National Security Strategy, menyebut bahwa bahwa Korut juga tidak tertarik pada vaksin buatan China karena kekhawatiran bahwa vaksin-vaksin itu tidak begitu efektif. Namun, Pyongyang telah menunjukkan minat pada vaksin yang dibuat Rusia.


(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: BLACKPINK Comeback! Lagu Baru Bakal Guncang Panggung Dunia