Apakah Covid Varian BA.4-BA.5 Lebih Mematikan? Ini Kata Ahli
Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 masih belum berakhir. Justru, para ahli masih menemukan mutasi virus baru yang berkembang dari varian sebelumnya. Terbaru, ditemukan subvarian Omicron bernama BA.4 dan BA.5 yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat hampir 700 kasus BA.4 telah terdeteksi di setidaknya 16 negara. Dan lebih dari 300 kasus BA.5 telah ditemukan di setidaknya 17 negara.
WHO menyebut penyebaran BA.4 dan BA.5 telah memicu wabah Covid-19 sporadis di seluruh dunia, tetapi strain yang bermutasi berat masih beredar pada tingkat rendah.
Lebih Berbahaya dari Subvarian Omicron Lain?
WHO menyebut bahwa dua subvarian baru ini tampaknya lebih menular, meski sakit yang ditimbulkan pada pasien tidak separah varian induknya. Badan tersebut masih akan memantau BA.4 dan BA.5 untuk menentukan apakah mereka pada akhirnya akan menyusul BA.2 sebagai strain dominan di seluruh dunia.
"Kami tidak tahu bagaimana varian ini akan berkembang di negara lain yang memiliki gelombang dominan BA.2," kata Pimpinan teknis WHO untuk Covid Maria Van Kerkhove. "Ini yang masih harus dilihat."
Yang sudah diketahui, subvarian, BA.4 dan BA.5 memiliki tingkat penularan yang tinggi di Afrika Selatan.
Lebih dari 36 kasus BA.4 ditemukan di Austria, 24 di Inggris, 20 di AS dan 17 di Denmark, menurut laporan tersebut. Selain itu, Belgia, Israel, Jerman, Italia, Kanada, Prancis, Belanda, Australia, Swiss, dan Botswana semuanya melaporkan di bawah 10 kasus BA.4.
Sekitar 57 kasus BA.5 telah terdeteksi di Portugal, 52 di Jerman dan 17 di Inggris. Jumlah kasus yang lebih sedikit, yakni kurang dari 10, ditemukan di AS, Denmark, Prancis, Austria, Belgia, Hong Kong, Australia, Kanada, Israel, Norwegia, Pakistan, Spanyol, dan Swiss.
(hsy/hsy)