
Awas! Kandungan Bahan Kimia di Bungkus Makanan Cepat Saji

Jakarta, CNBCÂ Indonesia - Kemasan plastik yang biasa digunakan untuk membungkus makanan cepat saji seperti burger dan kentang goreng ternyata kerap mengandung zat kimia yang bisa meresap ke dalam makanan.
Untuk membuktikan hal tersebut, peneliti meminta lebih dari 8.800 orang antara tahun 2003 hingga 2010 untuk mencatat seluruh makanan yang mereka konsumsi dalam waktu 24 jam. Sampel urine mengungkap tingginya kandungan phthalate, yakni zat kimia industri, pada konsumen yang makan makanan cepat saji 35 persen atau lebih dalam periode itu.
Secara khusus, studi tersebut mencari tiga jenis jejak dalam sampel tersebut, yakni di(2-ethylhexyl) phthalate (DEHP), diisononyl phthalate (DiNP), dan bisphenol A (BPA).
Para subjek penyuka makanan cepat saji memiliki kadar DEHP 24 persen lebih tinggi dan kadar DiNP 40 persen lebih tinggi dibanding rata-rata konsumen lainnya, tapi angka BPA-nya secara statistik tak relevan. Hasil tersebut baru-baru ini dilaporkan jurnal Environmental Health Perspective.
Apakah angka-angka tersebut membuktikan bahwa plastik yang kita makan menyebabkan kanker atau mengacaukan hormon? Tidak juga.
Terlebih lagi, Dewan Kimia Amerika (ACC) telah lama menyatakan bahwa wadah plastik lebih banyak manfaatnya ketimbang bahayanya - dan bahwa jumlah rembesan kimia pada praktiknya tak berpotensi menyebabkan kanker. Namun ada kebingungan karena studi tersebut mengukur DEHP dan ACC hanya mengacu pada DEHA (di(2-ethylhexyl) adipate).
Jika plastik benar-benar terbukti berbahaya, maka masalah besarnya adalah lebih dari 30 persen anak-anak makan makanan cepat saji pada hari tertentu, menurut Dewan Makanan Sehat AS.
Dan satu hal mengerikan yang perlu dipikirkan, yakni sarung tangan plastik dan ban berjalan juga bisa menjadi sumber karsinogen.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 5 Mitos Makanan yang Ada di Indonesia, Jangan Kaget Ya!