
Mengenal Afasia, Penyakit Otak yang Menyerang Bruce Willis

Jakarta, CNBC Indonesia - Aktor Bruce Willis harus mengakhiri kariernya di dunia akting lantaran didiagnosis penyakit afasia. Penyakit ini membuat aktor 67 tahun itu mengalami gangguan dalam berpikir.
Lantas apa itu afasia?
Menurut SehatQ, afasia adalah sebuah kondisi yang mengganggu kemampuan seseorang untuk berkomunikasi. Kondisi ini dapat memengaruhi kemampuan untuk berbicara, menulis, dan memahami bahasa, baik lisan maupun tulisan.
Hambatan komunikasi ini biasanya terjadi secara mendadak setelah seseorang mengalami stroke atau cedera kepala. Namun, kondisi ini juga bisa terjadi secara bertahap akibat kehadiran tumor otak yang tumbuh lambat. Kemunculan afasia bertahap juga bisa disebabkan oleh penyakit yang memicu kerusakan progresif dan permanen (degeneratif).
Penderita afasia mengalami masalah dalam memahami dan menggunakan bahasa, seperti membaca, mendengarkan, berbicara, mengetik atau menulis. Para penderita afasia kerap membuat kesalahan dengan kata-kata yang mereka gunakan. Afasia dapat terjadi dengan sendirinya atau bersamaan dengan gangguan lain, seperti kesulitan melihat, masalah mobilitas, kelemahan anggota tubuh dan masalah dengan ingatan atau kemampuan berpikir.
Afasia biasanya disebabkan oleh kerusakan otak pada bagian yang memproses bahasa dan bicara. Adapun beberapa penyebab kondisi ini diantaranya:
- Tumor otak
- Infeksi
- Demensia atau gangguan neurologis
- Penyakit degeneratif
- Cedera kepala
- Stroke
Kasus ini bisa juga bersifat sementara yang disebabkan oleh kejang, migrain, atau serangan stroke ringan.
Jenis-Jenis Afasia
1. Afasia global
Afasia global merupakan jenis afasia yang terparah. Pengidap afasia global kesulitan berbicara, bahkan tidak mampu memahami lawan bicara.
Afasia global biasanya terjadi karena stroke atau cedera kepala. Namun ketika kondisinya mulai membaik, pengidap akan kembali ke jenis afasia yang paling ringan.
2. Afasia wernicke
Pengidap afasia wernicke sebenarnya mampu untuk berbicara, namun tidak mampu membangun kalimat yang tertata dengan baik. Selain itu, afasia wernicke juga dapat mengganggu kemampuan seseorang dalam menulis dan membaca.
3. Afasia broca
Pengidap afasia broca membutuhkan upaya ekstra untuk dapat merangkai kalimat. Biasanya, mereka hanya bisa mengucapkan tiga hingga empat kata saja saat berbicara. Selain itu, pengidap afasia broca juga kesulitan menemukan kosa kata yang pas.
4. Afasia anomik
Pengidap afasia anomik kesulitan untuk menemukan kata-kata yang ingin digunakan. Alhasil, mereka menyiasatinya dengan menggunakan kosa kata yang tidak jelas. Walau begitu, pengidap afasia anomik mampu memahami ucapan dan membaca dengan baik.
5. Afasia progresif primer
Afasia progresif primer merupakan kondisi yang langka terjadi. Pada dasarnya, afasia progresif primer merupakan bentuk lain dari demensia, sehingga pengidapnya kehilangan kemampuan untuk berbicara, menulis, dan membaca.
Setelah penyebabnya diatasi, pengobatan utama afasia adalah terapi wicara dan bahasa. Pengidap afasia akan mempelajari kembali dan mempraktikkan keterampilan bahasa dan belajar menggunakan cara lain untuk berkomunikasi.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]